JADILAH JURU DAMAI
Renungan Hari Kamis, 20 Januari 2022
Hari Biasa Pekan II/Tahun C/2
1Sam. 18:6-9; 19:1-7; Mrk.3:7-12
Sikap benci, iri hati, cemburu seringkali menimbulkan niat-niat jahat dan cenderung untuk menghabiskan nyawa orang yang dianggap sebagai musuh. Sikap-sikap semacam itu seringkali pula menutup mata hati untuk melihat kebaikan yang ada pada sesama. Itulah yang dikerjakan roh jahat dan iblis yang membuat manusia jadi sakit dan menderita.
Raja Saul mengalami penderitaan serupa di mana roh jahat telah membelenggunya sehingga dia tidak lagi melihat kebaikan yang ada pada Daud, lantaran para wanita bernyanyi memuji Daud lebih daripadanya. "Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa." Inilah yang menimbulkan kemarahan, irihati dan cemburu yang luar biasa pada diri Saul.
Saul dan Daud
Namun kebaikan selalu berpihak pada orang yang tulus dan jujur, seperti yang terjadi dalam diri Yonatan, anak Saul. Yonatan tidak melihat alasan apapun sampai ayahnya memusuhi Daud, karena sesungguhnya Daud sudah melakukan karya besar yang meluputkan seluruh bangsa dari serangan Goliat, orang Filistin itu. Maka Yonatan dengan penuh keberanian untuk membela Daud dan menyadarkan ayahnya dengan penuh kasih. Cnta kasih sungguh luar biasa dapat mengalahkan kebencian dan amarah. Daud diluputkan oleh Yonatan. Saul diselamatkan oleh anaknya Yonatan agar menjauhkan sikap marah dan rencana jahatnya itu. Inilah karya Tuhan yang berbelaskasihan dan penuh cinta kasih. Cinta Tuhan disalurkan melalui Yonatan anaknya. Yonatan sudah bertindak menjadi "juru damai" bagi Saul, ayahnya dengan Daud, orang pilihan Allah itu.
Dalam injil kita mendengar bahwa Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan mengusir roh jahat. Orang-orang yang datang kepada Yesus pun dari berbagai suku di wilayah Galilea. Mereka semua mendapatkan perlakuan yang sama dari Yesus sehingga mereka pun merasa damai dan nyaman bersama dengan Yesus. Roh-roh jahat pun diusir daripada mereka sehingga mereka dibebaskan dari segala pengaruh yang jahat. Dengan demikian Yesus telah hadir sebagai "Juru damai" bagi manusia dan membebaskan semua orang dari pelbagai belenggu kejahatan.
Dalam kehidupan bersama sebagai keluarga kristiani, sebagai persekutuan orang-orang beriman, sesungguhnya kita dipanggil untuk menjadi "juru damai" bagi dunia dan bagi sesama. Dalam keluarga, dapat saja seorang anak menjadi 'juru damai' bagi kedua orangtuanya yang sedang berantem; di dalam komunitas tertentu dapat saja sebuah keluarga berperan menjadi juru damai bagi tetangga dan sesama. Dan panggilan itu dialamatkan kepada semua orang beriman. Namun menjadi pertanyaan mendasar: "Beranikah kita bertindak seperti Yonatan dan Yesus yang bersedia diri untuk menjadi pembawa damai itu?" dan juga pertanyaan berikutnya, "Bersediakah kita seperti Saul yang mau mendengarkan anaknya Yonatan dan banyak suku-suku dari berbagai daerah di Galilea yang datang untuk mendengarkan dan disembuhkan Yesus?"
Inilah sikap tobat yang harus kita bangun di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Io...maksh byk..moga Tuhan memberkati kita semua.
BalasHapus