CAMKANLAH APA YANG KAMU DENGAR!
Renungan Hari Kamis, 27 Januari 2022
Hari Biasa Pekan III/Tahu C/2
2Sam. 7:18-19.24-29; Mrk. 4:21-25
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Camkanlah apa yang kamu dengar!"
Apa yang harus dicamkan oleh para murid-Nya? Hari ini Yesus berikan wejangan khusus kepada para murid-Nya.
Pertama, tentang pelita. Bahwa pelita yang dinyalakan adalah utuk memberi terang kepada semua orang di dalam rumah atau di dalam ruangan tertentu. Oleh sebab itu tidak mungkin kalau orang menyalakan pelita lalu ditaruh di bawah gantang atau di bawah tempat tidur. Bisa-bisa bawa bencana kebakaran nanti. Fungsi pelita adalah memberi terang kepada orang dan keadaan sekitarnya.
Kedua, Yesus berbicara mengenai takaran atau ukuran. Yesus berpesan agar simaklah sungguh-sungguh tentang hal itu, sebab ukuran serupa akan dikenakan kepada siapapun. Yang menggunakan ukuran dengan jujur, kepadanya akan diberikan ukuran seperti itu; jika ada yang main curang dengan ukuran, suatu saat cara yang sama akan dialami oleh yang bersangkutan. Yesus menambahkan bahwa "dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai apa pun juga yang ada padanya akan diambil."
Dari pesan-pesan Yesus ini dapat kita simak beberapa hal yang bersentuhan langsung dengan hidup panggilan dan perutusan kita. Sesungguhnya kita dipanggil sebagai murid dengan tugas untuk memberikan 'terang' bagi sesama di dalam hidup ini. Banyak orang yang mengalami kegelapan dan kekaburan di dalam hidup ini, dia membutuhkan terang, cahaya, jalan keluar dari berbagai bentuk 'kegelapan' itu. Maka fungsi misioner kita sebagai terang harus dimanfaatkan dengan sungguh. Caranya adalah dengan hidup baik, menghayati cinta kasih, rela mengampuni, peduli dengan kehidupan dunia sekitar, dan melakukan banyak kebajikan. Itulah terang yang memberi cahaya bagi dunia dan sesama di sekitar kita. Segala bentuk dan cara hidup baik itu merupakan ukuran yang selalu kita pakai di dalam hidup ini. Takaran kebaikan dan keburukan diri kita nampak di dalam corak hidup, tutur kata dan tindakan kita sehari-hari. Hal itu seringkali terbawa menjadi karakter pribadi kita. Jika sudah menjadi sebuah karakter diri, maka entah sadar atau tidak sadar, kita memantulkan/memancarkan karakter diri itu kepada orang lain, sesama di sekitar kita. Makanya Yesus katakan, ukuran yang kita pakai terhadap sesama, akan kembali kena pada diri kita, malah ditambah. Kalau yang baik, akan diberi secara berlimpah-limpah di dalam kebaikan; namun jika tidak baik, maka kita akan semakin mengalami keburukan, sebab yang baik pada kita (yang sisa pun) akan diambil lagi. Maka hendaknya kita hidup dengan berbuat baik agar senantiasa ditambahkan kebaikan itu pada kita.
Raja Daud dalam bacaan pertama memperlihatkan keadaan dirinya yang sudah menjadi pelita dan takaran bagi umat Israel yang dipimpinnya. Melalui nabi Natan, Tuhan menyampaikan segala sesuatu yang menjadi berkat bagi Daud, keluarga dan segala keturunannya. Di sini sesungguhnya Tuhan memperhatikan dan memperhitungkan karakter hidup Daud yang telah menjadi pelita dan takaran bagi bangsanya. Daud patut bersyukur untuk semuanya itu.
Marilah kita para murid Yesus zaman ini, kita memohon rahmat Roh Kudus agar mampu menghayati pesan Tuhan ini. Kita dipanggil menjadi pelita bagi sesama, dan menghayati hidup dengan baik yang menjadi takaran bagi diri kita dan sesama.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Amin,,,,makasih renunganya kk pater,selalu memberi pencerahan bagi umat Tuhan, Dewa woo .
BalasHapusAmin...maksh byk ptr...slm semangat.
BalasHapusAmin,trmksh Pater
BalasHapus