MEMBERI DAN MEMUJI DENGAN HATI SUCI

 Renungan Hari Jumat, 24 Desember 2021

Hari Biasa Khusus Pekan IV Adven (hari terakhir)

1Sam. 7:1-5.8b-12.16;  Luk. 1:67-79

Aksi balas jasa sebagai tanda terima kasih kepada orang pribadi atau pihak tertentu sering dilakukan di dalam kehidupan masyarakat. Sebuah perusahaan pertambangan (besi, emas, batubara, dll) sering menawarkan jasa untuk membangun rumah ibadat, atau relokasi rumah penduduk yang terdampak 'tambang', proyek air minum, jalan raya menuju pemukiman, dan sebagainya. Semuanya itu dengan tujuan sebagai ucapan terima kasih dan balas jasa. Kondisi seperti ini biasanya mengundang banyak tafsiran dan komentar-komentar, entah positif maupun negatif. Belum lagi kalau berbicara dari segi mutu bangunan atau pekerjaan yang diberikan  untuk masyarakat itu. Hal ini tentu berkaitan erat dengan motivasi dan ketulusan hati untuk memberikannya.

                                            Terpujilah Tuhan, Allah Israel

Bacaan pertama hari ini dari Kitab kedua Samuel berbicara tentang keinginan hati Daud yang hendak mendirikan rumah Allah. Daud merasa berhutang budi kepada Tuhan sebab dia sudah dilindungi dari banyak musuh, diberi berkat sehingga segala pekerjaan dan usahanya berhasil, kerajaannya berkembang luas dan menjadi tenar dengan kekuasaannya. Untuk itu Daud berniat untuk membalas segala jasa dan kebaikan Allah itu, agar Allah (Tabut Perjanjian) ditempatkan secara layak. Akan tetapi rencana dan niat Daud itu ditolak oleh Allah. Mengapa? Sebab Daud telah berdosa terhadap Allah. Dia sudah menyakiti hati Tuhan dengan mengambil isteri Uria yakni Batsyeba. Caranya keji dengan membiarkan Uria tewas di dalam peperangan, di mana strategi itu diatur oleh Daud, supaya jika Uria mati maka dia dapat dengan bebas mengambil isterinya. Maka tidak pantas Daud membangun Kenisah bagi Tuhan. Sehingga yang diperkenankan Tuhan untuk membangun Kenisah bagi-Nya adalah Salomo di kemudian hari. 

Dari kisah ini kiranya umat beriman dapat belajar: 

Pertama, Allah menuntut ketulusan hati di dalam memberi. Motivasi ganda di dalam sebuah pengorbanan, tidak akan mendatangkan rahmat dan berkat. Sebagai orang beriman, kita pun perlu refleksi secara mendalam segala sikap, tindakan dan korban kita untuk kepentingan rohani (Gereja). Misalnya, kita memberikan kolekte/derma dengan sebuah keluhan atau protes-protes, kiranya hal itu membuat rahmat menjauh dari pada kita. Ketulusan hati sangat dituntut. Tuhan melihat yang tersembunyi. 

Kedua, bahwa Allah tidak membutuhkan rumah lahiriah, tetapi rumah batiniah. Allah mau tinggal di dalam palungan hati yang layak dan bersih dari segala dosa. Yohanes Pembaptis yang lahir sebagai perintis jalan Tuhan, telah menyiapkan kedatangan Tuhan dengan seruan pertobatannya agar dosa-dosa umat manusia diampuni. Sejak dari dalam kandungan ibunya, Elisabeth, Roh Kudus telah berkarya secara utuh sehingga melalui Yohanes, ayahnya, Zakharia pun disucikan dan diampuni dosanya. Zakharia yang bisu dapat berbicara lagi, sebagai buah pertobatan itu. Oleh sebab itu Zakharia hanya bisa memuji kebesaran Allah di dalam madahnya hari ini.  

Sebentar lagi kita akan merayakan Natal, Pesta kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Berbagai kesibukan tentu mendesak kita untuk terlibat. Berbagai kegiatan fisik, misalnya: buat kandang natal, dekorasi, pohon natal, hiasan lampu-lampu jalan, acara-acara liturgis dipersiapkan, kado natal, kue natal spesial, dan sebagainya. Itu semua baik adanya, namun tidak menjadi hal yang paling mendasar. Yang terpenting dan mendasar adalah persiapan palungan hati kita yang murni dan bersih. Maka pertobatan melalui sakramen rekonsiliasi yang sudah kita lakukan (sekalipun hanya melalui tobat absolusi umum karena covid-19), tindakan amal kasih kita yang ikhlas kepada sesama, berbalik dari kebiasaan-kebiasaan jelek di masa lalu, berdamai dengan sesama yang selama ini berselisih dan bermusuhan, dan lain-lain. Itu semua sebagai tindakan tulus menyiapkan hati kita yang pantas sebagai tempat tinggal/palungan bagi Yesus Sang Juruselamat. Rumah kediaman Allah yang pantas dan layak adalah hati kita yang bersih dan tulus murni.

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dengan baik.

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU