KASIH MENYEMPURNAKAN PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH

 Renungan Hari Senin, 27 Desember 2021

Pesta Santu Yohanes Rasul dan Peng. Injil (P)

1Yoh. 1:1-4;  Yoh. 20:2-8

Hari ini Gereja merayakan Pesta Santu Yohanes, Penginjil, dan "Murid yang dikasihi Yesus" (Yoh.20:2). Satu poin penting perayaan ini sesungguhnya mengingatkan kita akan peran kasih di dalam cara kita mengenali jati diri Yesus. Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus berpesan kepada para murid-Nya agar selalu saling mengasihi, sebab hanya dengan cara mengasihi itulah orang akan mengenal mereka sebagai murid-murid-Nya. Melalui peristiwa inkarnasi, Sabda menjelma menjadi manusia konkrit  dan dapat berkomunikasi serta diindrai oleh manusia. Tentang itu Santu Yohanes mencatat, "Firman hidupitu telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami,... telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami" (1Yoh.1:1).  Untuk mengenal jati diri Yesus yang ada di balik tampilan fisik yang dapat diindrai itu membutuhkan alat bantu yang disebut 'kasih'. Hanya orang yang memiliki Kasih akan Yesus yang dapat menangkap pesan "hidup kekal" yang telah dinyatakan dalam diri  Yesus. 

                                          Murid Yang Dikasihi Melihat dan Percaya

Kisah injil hari ini memperlihatkan hal itu. Petrus menjenguk ke dalam makam Yesus yang kosong, namun dia tidak mengalami apa-apa. Sedangkan ketika 'murid yang dikasihi' itu melihat, dia percaya (Yoh.20:8), artinya murid yang dikasihi itu percaya pada ajaran Yesus bahwa Dia bangkit, dan pada akhirnya bahwa Dia adalah Sang Firman Hidup itu. 

Untuk mengenali jati diri Yesus bukan karena keahlian dalam eksegese Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja, bukan sekedar ketekunan dalam beribadat, bukan pula dalam kepandaian menghias dan mengukir gambar-gambar kudus/suci; melainkan yang dibutuhkan secara esensial untuk mengenali Yesus, Sang Firman Hidup yang telah berinkarnasi itu adalah KASIH yang konkrit kepada-Nya. Yohanes disebut-sebut sebagai murid yang dikasihi Yesus dan yang mengsihi Yesus itu adalah contoh dan teladan bagi kita para beriman. Bagaimana kita menerapkan kasih itu di dalam kehidupan sehari-hari, adalah dengan melakukan ajaran-ajaran-Nya, mewartakannya kepada sesama dengan cara hidup yang baik, menerima kehadiran sesama sebagai bentuk kehadiran Allah sendiri. Ingatlah, wasiat Yesus dari atas salib kepada murid yang dikasihi-Nya untuk menerima Maria sebagai ibunya, "Inilah ibumu"!

Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dengan baik di dalam hidup sehari-hari.

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EkUKARDO

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU