BERSUKACITA DI DALAM DAN BERSAMA TUHAN

 Renungan Hari Selasa, 21 Desember 2021

Hari Biasa Khusus IV Adven

Zef. 3:14-18a;  Luk. 1:39-45

Sering kita mendengar cerita para ahli spiritual dan psikologi rohani bahwa di dalam diri manusia ada yang disebut energi positif dan energi negatif. Biasanya energi positif akan memancarkan kekuatan-kekuatan dan kebaikan-kebaikan. Kegembiraan, sukacita, damai, kerukunan, belaskasihan, kepedulian, dan sebagainya. Sebaliknya, energi negatif akan cenderung memperlihatkan aspek-aspek buruk dari kehidupan manusia: kebencian, balas dendam, curiga, masa bodoh, apatis, acuh tak acuh, tidak peduli, temperamental, dan sebagainya. Orang-orang yang memiliki kekuatan positif akan selalu berpikir juga secara positif; sedangkan pemilik energi negatif  akan cenderung berpikir negatif dan selalu berada bersama dengan yang memiliki energi yang sama.

                                Keindahan dan keharuman adalah energi positif jiwa manusia

Jika ditilik dari sisi energi itu, maka bisa dipastikan bahwa Maria dan Elisabeth adalah dua pribadi yang memiliki energi positif itu. Perjumpaan antara keduanya membuahkan suka cita, kegembiraan, puji-pujian dan saling memberi rasa hormat satu sama lain. Lebih dari itu, sukacita dan kegembiraan mereka tidak bisa menutupi luapan kegembiraan yang serupa dari anak-anak yang ada di dalam kandungan mereka. Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa orangtua (ibu khususnya) yang memiliki energi postif akan menularkan energi yang sama kepada anaknya sejak di dalam kandungan. Lebih jauh dapat dikatakan bahwa seorang beriman yang selalu membawa serta Tuhan di dalam perjalanan hidupnya pasti akan memancarkan energi positif imannya. Sebab energi positif seorang beriman sesungguhnya adalah pancaran Kasih Tuhan itu sendiri. Sebaliknya, jika seorang manusia membawa energi negatif  di dalam hidupnya, akan terpancar di dalam perbuatan-perbuatannya yang buruk dan cenderung jahat. Jika demikian, energi negatif adalah kekuatan roh jahat atau setan yang sedang berkecamuk di dalam diri seorang manusia.

Di penghujung masa adven ini, kita para beriman diajak untuk lebih memperbanyak energi positif di dalam diri dan hati kita. Dengan cara hidup dan tindakan-tindakan kita yang baik, akan memancarkan kehadiran Allah di dalam jiwa kita. Tubuh dan pribadi seorang manusia ibarat 'casing' alias pembungkus yang berisikan 'Allah' yang berbelaskasih, penyayang dan panjang sabar.

Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita untuk menjadi pembawa energi positif iman kita, senantiasa berjalan bersama dengan Sang Sabda yang menjadi manusia. Dengan demikian dalam setiap perjumpaan kita dengan sesama akan memancarkan sukacita bersama Tuhan.

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EkUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD  

Komentar

  1. Terima kasih pater atas siiraman rohani yang sejuk dan sangat berenergi menghantar kami sek.yang lagi galau menyongsong tahbisan Imam anak kita Diakon Klaudius Romanus Mbusa yang masa penantiannya sejak bulan Oktober lalu, akhirnya tertunda hingga tanggal 22 Januari 2022) yang akan datang. Mohon doa restu kita semua

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU