APAKAH MAKNA WAKTU BAGIKU?
Renungan Hari Jumat, 31 Desember 2021
Hari ketujuh Oktaf Natal (Tutup Tahun 2021)
1Yoh. 2:18-21; Yoh. 1:1-18
Waktu adalah hal yang paling berharga dalam kehidupan kita sebagai manusia, sekaligus menjadi sebuah paradoks. Setiap dari kita memiliki waktu 24 jam setiap harinya, namun kita juga memiliki durasi waktu hidup yang berbeda-beda. Sebagian mencapai usia tua, namun tak sedikit yang harus pergi meninggalkan dunia di usia muda.
Meski
begitu, panjang pendeknya sebuah waktu kadang bukan pijakan seseorang untuk
berhasil dalam hidup. Melainkan seberapa cerdas kita memanfaatkan waktu yang
dimiliki. Waktu selalu memberikan pelajaran dalam hidup dan berikut ini lima
filosofi waktu yang sarat akan makna. Kiranya pada akhir tahun ini dapat kita merenungkannya sebagai sebuah bentuk kesadaran kita akan waktu yang telah kita lewati (masa lampau), yang sedang kita jalani (masa sekarang), dan yang akan kita alami pada saat yang akan datang (masa depan):
1. Cepat
atau lambat, waktu akan sembuhkan segala luka
unsplash/Rachael
Crowe
Dalam
hidup ini pasti ada masa di mana seseorang akan menghadapi sebuah penderitaan,
kekecewaan ataupun patah hati yang begitu besar. Seakan-akan hal itu tak akan
pernah berakhir. Namun sejatinya derita tak ada yang abadi, cepat atau lambat
waktu akan selalu menyembuhkan setiap luka.
Begitu
pula kita sebagai manusia, kita dicipta untuk saling bermanfaat untuk yang
lainnya. Jangan pernah putus asa melakukan kebaikan sekecil apapun. Hakikatnya
kebaikan itu cepat atau lambat pun akan menyembuhkan, dengan memberikan kebahagiaan
kepada orang lain ataupun untuk diri kita sendiri.
2. Waktu terbatas bagi setiap orang, mengingatkan kita untuk bergegas melakukan yang terbaik
dalam hidup
unsplash/tis
Satu hal
yang sering kita lupa tentang waktu adalah bahwa usia kita hidup di dunia ini
terbatas, tak ada yang abadi. Falsafah ini penting untuk selalu diingat karena
menjadi reminder terbaik agar kita menjalani peran kita dengan
maksimal, entah dalam pekerjaan, keluarga ataupun kehidupan spiritual dan
sosial.
Dalam
hidup, keterbatasan ini pun berlaku dalam banyak hal. Bahagia ada batasnya,
begitu juga kesedihan. Kaya dan miskin pun terkadang ada batas waktunya, dan
bisa saja berputar silih berganti. Selama kita melakukan yang terbaik dalam
hidup ini, sesungguhnya kita sedang berinvestasi untuk kehidupan yang akan datang. Jadi dalam keterbatasan waktu, masing-masing orang perlu berjuang untuk berbuat sesuatu yang berhasil-guna, baik untuk diri sendiri, keluarga, komunitas, maupun untuk orang banyak dan semesta alam.
3. Waktu selalu berputar, maka tak perlu risau dengan kesempatan yang hilang
unsplash/ RODOLFO
Salah
satu sifat dari waktu juga adalah sirkuler, artinya waktu itu berjalan
berputar. Apa yang terjadi di masa lalu bisa saja berulang di masa depan
dikarenakan sebuah pola yang tetap dalam hidup ini.
Misalkan
seperti sejarah penjajahan militer demi menguasai kekayaan sebuah negara di
masa lalu, dan hal itu kini terjadi lagi di masa kini dengan bentuk yang
berbeda, secara ekonomis.
Begitu
pula dalam kehidupan, terkadang kesempatan dalam suatu hal bisa hadir kembali
meskipun dalam bentuk yang berbeda. Asalkan satu hal penting yang harus kita
pegang, yaitu pantang menyerah.
4. Waktu
itu bersifat relatif, akan terasa lebih cepat saat kita melakukan hal yang
dicintai, dan membosankan kala tak sesuai dengan hati
unsplash/Kayltto
Sifat lainnya dari waktu adalah relativitas. Artinya secara kuantitas waktu itu sama, satu jam sama dengan 60 menit, satu menit sama dengan 60 detik. Namun bisa saja hal tersebut terasa berbeda dalam benak kita. Satu menit tangan kita terkena api bisa terasa seperti satu jam terbakar. Namun satu jam bersama orang yang disayangi terasa seperti satu menit.
Waktu begitu lama dan membosankan ketika kita harus menunggu penerbangan yang delay tak past, atau menunggu bis/trevel, apalagi kalau sopirnya selalu bilang sudah dekat, tapi tak kunjung tiba pula. Tetapi ketika sedang duduk makan bersama sang kekasih di sebuah cafe, tak disadari sampai pelayan meminta ijin untuk segera membereskan segalanya karena sudah waktu untuk menutupnya.
Begitu
pun dalam hidup ini, saat kita bekerja berlandaskan pada apa yang kita suka dan
cintai, semua kesukaran di dalamnya akan kita nikmati dan terasa sebentar saja.
Sebaliknya, jika hal yang tidak disukai bahkan dibenci yang harus dikerjakan, waktu akan menjadi sebuah siksaan. Semuanya akan
terasa begitu lama dan membosankan.
5. Waktu
memiliki dua sisi mata pisau, bergantung pada kita yang menggunakannya
unsplash/Laureen Miss
Dan
terakhir, waktu itu diibaratkan dengan dua sisi mata pisau yang sama tajamnya.
Di satu sisi dia bisa membuat kita berhasil dalam hidup, namun di sisi lain, bisa
saja membunuh kita secara perlahan. Tergantung bagaimana seseorang
memanfaatkannya.
Begitu
juga diri kita dalam kehidupan ini. Selalu ada dua pilihan dalam menjalaninya.
Memanfaatkannya sebaik mungkin sehingga meraih apa yang kita impikan. Atau
hanya diam saja hingga akhirnya kita mati dimakan waktu tanpa makna.
Bagi sebagian orang waktu adalah uang, sebagian lainnya waktu adalah kesempatan berbuat aml kasih dan lainnya lagi waktu adalah berleha-leha.
Lalu, apa arti waktu untukmu/untuk saya?
Bagi kita
orang beriman, waktu bukan hanya sekedar sebuah awal sebuah kegiatan dan masa,
dan akhir atau terselesainya sebuah kegiatan dan periode. Waktu setahun bagi kita
bukan hanya sekedar kita telah melewati 365 hari. Tetapi waktu memiliki
nilai-nilai keselamatan. Hal ini dapat ditimba dari bacaan-bacaan suci hari ini
yang tersirat dan tersurat tentang waktu.
Sang Firman yang ada sebelum adanya waktu dan di luar waktu, masuk ke dalam lingkaran waktu ketika menjadi manusia sama seperti kita. Semula waktu adalah tanda kefanaan kita, tetapi dengan masuknya Sang Firman yang mengalahkan kematian, kita boleh menikmati hidup kekal sesudah kematian. Maka, makna hidup (dalam waktu)berubah menjadi cerah, menggembirakan, dan penuh harapan. Sang Sabda menjadi manusia, supaya kita manusia bisa di-Ilahi-kan dalam kurun waktu.
Ketika
kita dilahirkan, kita tidak mempunyai apa-apa dan tidak mempunyai kemampuan
apapun. Dalam waktu kita bertumbuh dan berkembang mencapai kesempurnaan seperti
Kristus Yesus. Kita bertumbuh menjadi orang yang berguna bagi keluarga, Gereja
dan bangsa. Kiranya kita dapat memaknai waktu yang dianugerahkan Tuhan sebagai
kesempatan untuk berkembang, bersyukur, dan berbuat sesuatu yang berguna bagi
diri dan keluarga kita masing-masing, bagi Komunitas iman kita sebagai Gereja,
dan bagi tanah air, nusa dan bangsa kita, serta dunia semesta.
Marilah kita memohon kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita untuk memaknai waktu yang Tuhan anugerahkan kepada kita sebagai kesempatan melakukan karya kasih, memberi bobot terhadap keberadaan kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, serta memuliakan Allah yang telah mengaruniakan kita waktu.
Terimakasih dan Selamat tinggal Tahun 2021, dan Selamat datang tahun 2022.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar