WASPADALAH, SUPAYA KAMU JANGAN DISESATKAN

 Renungan Hari Selasa, 23 Nopember 2021

Dan. 2:31-45; Luk. 21:5-11

Adalah Nebukadnezar seorang raja sekaligus penguasa adidaya pada masanya. Dalam mimpinya ia melihat bahwa Allah mendirikan sebuah  kerajaan yang tak akan binasa. Nebukadnezar menjadi cemas dengan mimpinya itu, sebab pasti akan terjadi sesuatu yang mahadahsyat di masa yang akan datang. Ia berusaha mencari tahu apa makna dari mimpinya itu. Dia memiliki ahli penafsir mimpi, namun selama ini belum pernah mampu menjawab apa yang diharapkannya. Oleh sebab itu dia sudah meminta para pegawai istana untuk mengawasi dan merawat secara khusus Daniel, seorang tawanan bangsa Yahudi itu. Sebab Daniel memiliki karunia khusus untuk menafsir mimpi dan denga bijaksana memberikan solusi yang dibutuhkan jika raja menghadapi sebuah persoalan. Daniel pun dipanggil dan dengan kebijaksanaan Roh Allah sendiri, Daniel memberikan jawaban yang tepat kepada raja. Pesan dari semuanya itu adalah bahwa raja-raja dunia tidak akan mampu menandingi Kerajaan yang datang dari Allah. Oleh sebab itu, apapun prestasi dan kehebatan kerajaan dunia, tetap ada batasnya. Oleh sebab itu sudah dengan seharusnya raja-raja dunia harus bersandar kepada Kerajaan Allah. Ini butuh iman, butuh kepercayaan, butuh kerendahan hati untuk menyembah dan berserah diri kepada Allah.

Dalam Injil Yesus dengan tegas mengatakan kepada orang-orang yang mengagumi bangunan Bait Suci Yerusalem, bahwa apa yang dilihat saat ini akan dihancurleburkan dan tidak akan ada bekas lagi. Sebab semuanya itu hanyalah karya manusia belaka. Semuanya sementara. Yang kekal itu datang dari Allah. Maka bagi umat beriman janganlah terlalu mengagung-agungkan segala prestasi dunia dan karya-karyanya, tetapi hendaknya tetap bersikap rendah hati dalam iman bahwa semua yang dicapai ini adalah anugerah dari Tuhan. Jika dengan sikap iman semacam ini, para umat beriman akan berkeyakinan bahwa segala sesuatu di dunia, entah sukacita entah dukacita, entah keberhasilan entah kegagalan, entah sehat entah sakit, ..........semuanya bersifat sementara. Tidak ada yang kekal. Yang kekal hanya ada pada Allah. Oleh sebab itu jika kita ingin memiliki kehidupan kekal, percayalah kepada Allah! Sikap percaya kepada Allah yaitu dengan menuruti perintah-perintah-Nya dan dengan setia melaksanakan kehendak Allah di dalam hidup sehari-hari. Saling mengasihi dan mengampuni, saling menghibur dan memberi peneguhan, saling menolong dan solider, adalah hal-hal praksis melaksanakan kehendak Allah itu.

Marilah kita memohon kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini di dalam kehidupan kita sehari-hari.

#WaspadalahSupayaKamuTidakDisesatkan

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu SVD

Komentar

  1. Trmksh renungannya Pater,menyadarkan kmbali betapa hampanya hidup kalau hanya dipakai untuk mngejar kenikmatan duniawi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU