SIAPAKAH YANG LAYAK DISELAMATKAN?

 Renungan Hari Rabu, 27-10-2021

Rom. 8:26-30; Luk. 13:22-30

Tidak sedikit orang yang doyan hitung-hitung jasanya untuk seseorang, untuk sebuah organisasi sosial, untuk sebuah kelompok etnis, dan termasuk untuk gereja. Seorang bernama Z pernah berkata, saya ini adalah cucu dari kakek X, yang dulu menyerahkan sebidang tanah untuk dibangun gereja di mana sekarang sedang dipakai. Tapi saya sangat kecewa dengan si pastor Y karena tidak mengijinkan saya menikah lagi dengan si C. Alasannya karena saya sudah pernah menikah dengan si B secara resmi di gereja katolik. Kenapa jasa kakek saya tidak pernah diperhitungkan? Begitu alasan si Z mengungkapkan kekesalannya terhadap gereja (melalui pastor Y) yang menurut dia, terlalu kaku menjalankan hukum gereja. 

Injil hari ini sangat tegas menyerukan pernyataan Yesus yang mungkin sangat mengganggu nurani orang beriman. Ketika orang bertanya kepada Yesus, "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"

Jawaban Yesus, "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!"

Jawaban Yesus sebetulnya mengajak kita untuk refleksi, sejauh mana motivasi seseorang melakukan suatu perintah Tuhan dalam hidupnya? Untuk memperoleh pujian dan privilese dari Tuhan? Ataukah untuk menyatakan kerendahan hatinya sebagai orang berdosa yang bertobat? Jika ingin mendapatkan privilese "rohani" itu sama dengan orang yang ingin melewati jalan tol; sedangkan jika sadar diri sebagai orang berdosa yang bertobat, maka mesti melewati jalan setapak, jalan matiraga, jalan penderitaan dan pengorbanan salib. Itu jalan sempit namun menjamin keselamatan. 

Kisah ini merupakan keritikan terhadap orang farisi dan ahli taurat yang menganggap diri sudah ada jatah untuk masuk surga karena mereka tahu hukum, jalankan peraturan sampai detailnya. Mereka anggap diri yang pertama diberi peluang, tapi di mata Tuhan mereka yang terakhir. Yang menjadi pertama justru orang berdosa yang bertobat, yang selama ini dianggap orang pinggiran dan tidak diperhitungkan. 

Jadi Tuhan menuntut dari kita para beriman untuk memiliki sikap hati sebagai orang berdosa, yang tidak pantas memperoleh rahmat keselamatan. Jangan bersikap seperti orang farisi dan ahli taurat yang merasa diri paling pantas masuk kerajaan Surga. Kita diingatkan untuk jangan pernah mengungkapkan banyak jasa kita di hadapan Tuhan. Perkara masuk surga bukan soal jasa kita, melainkan Pertama-tama terkait dengan kerahiman Tuhan kepada kita orang yang berdosa ini. "Sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."

Marilah kita memohon rahmat pertobatan dan kerendahan hati dari Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari. 

#SiapakahYangDiselamatkan

Salam dan berkat 

Pastor Paroki EKUKARDO, 

P. Kris Sambu SVD 

Komentar

  1. Terima kasih woso pater atas refleksinya. Belajar melewati jalan penderitaan dan salib demi keselamatan kekal.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU