MENGGAPAI KEBAHAGIAAN KEKAL

 Renungan Hari Sabtu, 09-10-2021

Yoel 3:12-21; Luk. 11:27-28

Siapa yang tidak ingin hidup bahagia? Tentu kebahagiaan menjadi dambaan setiap orang. Bagaimana kualitas kebahagiaan itu dinikmati, tentu berbeda-beda dadi satu orang dengan orang lain. Perbedaan itu terletak pada cara memaknai sebuah pengalaman dalam hidup ini. Mungkin seorang anak merasa bahagia ketika dia mendapat hadiah mainan kesukaan pada hari ulang tahun kelahirannya. Seorang Ibu rumah tangga merasa bahagia ketika suaminya membelikan mesin cuci sehingga menghemat tenaganya untuk mencuci. Seorang remaja merasa bahagia memiliki pacar yang penuh perhatian dan peduli. Seorang birokrat merasa bahagia ketika kariernya menanjak baik dan menduduki posisi strategis. Dan masih banyak bentuk seseorang mengalami kebahagiaan. 

Injil hari ini yang begitu singkat, hanya dua ayat, namun memuat sarat tentang bobot kehidupan seorang manusia. Seorang wanita mengagumi Yesus, dan dalam dirinya mungkin terbersit kerinduan, "andaikata, anak saya seperti Dia ini, betapa bahagianya saya." Oleh sebab itu dengan terus terang dia memuji wanita yang melahirkan Yesus, "Berbahagialah ibu yang mengandung Engkau, dan susu yang telah menyusui Engkau!"

Pujian yang tulus dari seorang wanita yang mungkin pernah mengandung, melahirkan dan menyusui anaknya; namun bisa jadi anaknya tidak berprestasi seperti Yesus yang sedang dijumpainya. 

Atas pujian wanita itu, Yesus memberikan apresiasi positif peran seorang wanita, seorang Ibu. Namun Yesus memberikan tekanan yang mendasar bahwa kebahagiaan itu tidak sebatas pada hal-hal material dan perasaan sesaat. Kebahagiaan itu mesti berakar pada Sumber Kebahagiaan itu sendiri yakni Allah. Oleh sebab itu Yesus menyatakan bahwa sesungguhnya yang berbahagia itu adalah setiap orang yang setia mendengarkan Firman Tuhan dan memeliharanya atau menghayatinya di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dan Bunda Maria adalah wanita dalam kategori yang Yesus maksudkan. Maria setia mendengarkan Sabda Tuhan dan menghayati Sabda-Nya itu dalam seluruh hidupnya. "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu", adalah fiat Maria yang dihayati sepanjang hidupnya. 

Kita sebagai murid-murid Yesus, Sang Sabda dan putera-puteri Maria, kiranya kita pun mau menggapai kebahagiaan hidup yang kekal seperti yang Yesus maksudkan dan sebagaimana sudah dihayati oleh Bunda Maria. "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya."

Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari. 

#MenggapaiKebahagiaanKekal

Salam dan berkat 

Pastor Paroki EKUKARDO, 

P. Kris Sambu SVD 

 

Komentar

  1. Tetima kasih Pater..Bunda Maria Doakanlah Kami agar menjadi manusia yang Rendah Hati sehingga mampu memahami Sabda Putramu Dan menjalninya dlm kehidupan sehari hari🙏🙏

    BalasHapus
  2. Terima kasih pater. Semakin mengingatkan kami yang muda ini untuk tekun menggapai kebahagiaan kekal. Bukan hanya menurut perasaan sesat dan semu. Renungan hari ini semoga menjadi pedoman bagi saya sendiri untuk setia memelihara firman Tuhan, mengikuti teladan kesungguhan hati Bunda Maria. Terutama di bulan rosario suci ini🙏happy weekend semua. Damai bersamamu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU