PAHALA KESETIAAN IMAN

 Renungan Hari Kamis, 26-08-2021

Pekan Biasa XXI 

1Tes. 3:7-13; Mat. 24:42-51


Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dewasa ini, banyak kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan media komunikasi ini. Tidak terkecuali di dalam kehidupan ber-Gereja, model-model pewartaan, pelayanan, dan lain-lain, sudah menjadi lumrah memakai alat teknologi ini. Para petugas pastoral (termasuk imam, dan siapa saja) sedikit banyak dipaksa untuk bisa menggunakan media komunikasi  sosial semacam ini. Ada yang kelabakan dan tetap bertahan dengan metode lama, alasan 'gaptek'. Ada yang begitu bagus dan menarik mengkemas paket pewartaannya : video klip, film singkat, dan sebagainya. Pokoknya menarik para pembaca dan atau peminat. Hal itu tidak sedikit juga membawa sukacita dan kebanggaan. 

Waspadalah, supaya jangan terlena dengan prestasi teknologi ini! Sebab sukacita sejati seorang pewarta bukan terletak pada ketenaran atau pengakuan terhadap kehebatannya dengan "viral"nya video renungan, atau yang semacamnya. Sukacita sejati seorang pewarta justru terletak pada  perkembangan dan transformasi iman umat. Ketika mendapati umat yang semakin kuat bertahan sekalipun dilanda arus globalisasi dan teknologi, goncangan duniawi dengan segala tawaran kenikmatan; iman umat makin kuat tertanam dan bertahan, serta makin "berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang " (1Tes 3:12). Sukacita semacam inilah yang dialami Paulus, dan kawan-kawannya. Dalam perjalanan misionernya, mereka banyak mengalami tantangan dan kesulitan, kesukaran dan kesesakan. Namun mereka "menjadi terhibur oleh kamu dan oleh imanmu" (1Tes 3:7). Demikianlah seorang pelayan dan pewarta sabda sejati bersukacita ketika sabda yang diwartakan itu berhasil membaharui dan memperdalam kualitas iman dan cara hidup jemaat. 

Yesus di dalam injil dengan jelas bahwa hamba yang berbahagia adalah hamba yang siap dan setia melaksanakan segala tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Hamba yang baik adalah seorang pelayan yang menunaikan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan penuh sukacita, tanpa dihantui oleh rasa takut terhadap tuannya. Juga bukan karena mencari "muka" supaya dapat pujian dari tuannya, lalu diberi posisi lebih tinggi dianggap berprestasi. Spirit dasar seorang hamba adalah melayani dengan penuh tanggung jawab. Itulah karakter spirit hamba dalam Kerajaan Allah, sebagaimana tertulis dalam injil Lukas 17:10, "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus kerjakan."

Marulah kita sebagai murid murid-Nya, berusaha untuk dapat memberi diri menjadi hamba yang melayani dengan kasih dan penuh tanggung jawab. Itulah sukacita iman di hadapan Tuhan dan sesama. Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari. 

#SalamYesusYangMengasihi 

#MelayaniDenganIman


Salam dan berkat 

dari Pastoran EKUKARDO, 

Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU

JIKA TUHAN MENGHENDAKI……