PADA HARI INI GENAPLAH NAS INI PADA WAKTU KAMU MENDENGARNYA
Renungan Hari Senin, 30-08-2021
1Tes 4:13-17; Luk. 4:16-30
Cukup lazim kita mendengar cerita di dalam masyarakat tentang keberhasilan "anak tetangga" yang jadi dokter, sementara kedua orangtuanya hanya sebagai guru di sekolah dasar. Rasanya tidak mungkin bisa membiayai anak untuk meraih gelar sebagai dokter di sebuah perguruan tinggi bergengsi pula. Cerita itu ada yang bernada pesimis dan skeptis. Hal-hal negatif kehidupan keluarga ini mulai diobok-obok. Namun, ada sekelompok lain yang sangat positif memberikan apresiasi terhadap prestasi dan keberhasilan anak tetangga mereka ini. Berbagai ucapan selamat dan rasa bangga disampaikan. Dari situ ada yang diam-diam mencari tahu di mana letak keberhasilan keluarga ini. Akhirnya orangtua sederhana itu bercerita bagaimana mereka berjuang sejak anaknya masih TKK sudah mulai menyimpan dana pendidikan di sebuah koperasi. Tidak bisa diharap dari gaji yang tidak seberapa, tetapi tekun beternak babi, ayam, dan macam-macam usaha lain adalah sumber keuangan keluarga. Intinya, "tahu atur", ada menejemen dalam keluarga. Selain itu, peran anggota keluarga besar sangat penting. Ada arisan keluarga dengan komitmen sama untuk "pendidikan". Dan di atas segala-galanya itu, "Kami Percaya Tuhan", bahwa segala usaha kami sia-sia jika Tuhan tidak merestui dan memberkati. Ternyata kini, buah karya dan buah iman nyata.
Martin Luther King pernah berkata, "Kita harus menerima kekecewaan yang terbatas, namun tidak boleh kehilangan harapan yang tidak terbatas."
Dalam hidup ini bukan hal yang luar biasa jika kita mengalami kegagalan, sakit, kekecewaan, hama penyakit, bahkan virus corona yang sedang melanda dunia saat ini. Jika kita tenggelam dalam kekecewaan yang begitu mendalam, maka kekecewaan itu telah mematikan semangat juang dan hidup kita. Orang yang tidak berpengharapan sesungguhnya dia sudah mati selama masih hidup.
Sebaliknya, orang yang berpengharapan akan selalu bangkit dan berjuang lagi bila pernah gagal, atau kecewa. Pengharapan membuat kita percaya pada segala kemungkinan yang bisa membawa perubahan positif dalam kehidupan kita sehari hari. Kita perlu fokus pada hal yang positif. Pengharapan selalu mengarahkan kita kepada sasaran akhir yang membahagiakan.
Santu Paulus dalam bacaan pertama hari ini mengingatkan kita bahwa pengharapan merupakan ciri orang yang percaya kepada Kristus: "Kamu jangan berdukacita seperti orang lain yang tak mempunyai pengharapan" (1Tes 4:13). Dalam injil diperlihatkan orang-orang sekampung Yesus yang tenggelam dalam kekecewaan, dalam kecurigaan dan pemikiran negatif tentang Yesus dan keluarga-Nya. Mereka kecewa dan skeptis, bagaimana mungkin anak tukang kayu bisa sukses dan mahsyur seperti ini? Bisa menjadi Mesias? Inilah kekecewaan yang mematikan hati mereka. Mereka tidak terbuka kepada pengharapan dan iman. Mereka gagal melihat karya Allah bahwa melalui yang kecil dan sederhana Allah dapat mendatangkan keselamatan bagi dunia, di luar pemikiran manusia itu sendiri.
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan penuh pengharapan.
#SalamYesusYangMengasihi
#HiduplahDalamPengharapan
Salam dan berkat
dari Pastoran EKUKARDO,
Kris Sambu SVD
Io....ptr....maksh byk...
BalasHapusMantap makasih...renungan ya.
BalasHapus