ORANG YANG MERENDAHKAN DIRI AKAN DITINGGIKAN

 Renungan Hari Sabtu, 21-08-2021

PW St. Pius X, Paus

Rut. 2:1-3.8-11;4:13-17; Mat. 23:1-12


Adalah hal yang sangat manusiawi seseorang ingin mendapatkan pengakuan dan diperlakukan secara terhormat oleh sesamanya. Wajarlah jika sebuah prestasi yang ditorehkan oleh seseorang mendapatkan apresiasi dan ucapan dukungan dari sesamanya atau terlebih dari pimpinannya. Agar sebuah pengakuan dan rasa hormat yang diberikan bernilai atau berbobot haruslah bertolak dari sebuah kenyataan akan adanya kinerja dan integritas moral dari pribadi yang bersangkutan. Ada bukti, ada hasil pekerjaannya. Bukan hanya sebatas kata-kata belaka. Jika ada fakta-fakta semacam itu maka pujian, pengakuan, apresiasi _ atau apapun kata yang tepat untuk hal itu_ tidak perlu dicari-cari. Ketika orang bekerja dan mengabdi dengan penuh kejujuran, ketulusan, ada rasa tanggung jawab, profesional. Itulah pembuktian yang nyata. 

Dalam bacaan pertama, hal-hal di atas kita jumpai dalam diri Rut. Ketulusan, kesetiaan, dan kinerja Rut tidak diragukan lagi. Oleh sebab itu Boas merasa terpikat terhadap Rut dan keberadaanya. Boas memperlakukan Rut dengan penuh rasa hormat, sekalipun dia adalah seorang asing. Dan bahkan Boas dengan berani menebusnya dan memperistri Rut. 

Dalam injil kita menyaksikan suatu pemandangan yang berbeda. Orang farisi dan ahli taurat mencari pujian kosong. Ada tulisan menarik di belakang sebuah bemo (angkutan kota), "Hanya soal cassing, isinya dijamin ok." Memang kondisi luar bemo itu tidak menarik, cat terkelupas, dan sebagainya. Namun, sopirnya beri jaminan bahwa service pasti memuaskan. 

Orang farisi dan ahli taurat tidak diragukan jika bicara tentang hal-hal rohani mereka. Rajin beribadah, doa di jalan-jalan, dan berbuat amal, namun dengan tujuan untuk mendapatkan pujian, kekaguman dari banyak orang dan dengan demikian mereka sudah selayaknya dipanggil dengan gelar-gelar kehormatan, sebagai rabi. Sayangnya, apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan maksud seharusnya. Mereka lebih mementingkan cassing-nya daripada isinya. Mereka berusaha menarik daya pikat pendengar dengan kata-kata indah dan ajaran-ajaran saleh, namun mereka tidak melakukan atau tidak mereka hayati sendiri dalam hidupnya. Maka tentang mereka Yesus berkata, "mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya" (Mat 23:3). Sebetulnya sebagai pemuka umat, tokoh agama, mereka pasti diperlakukan dengan wajar dan penuh hormat. Oleh sebab itu Yesus mengajak para murid-Nya untuk tetap mendengarkan para pemuka seperti itu, tetapi tidak perlu meneladani perbuatannya. 

Dalam kehidupan sosial bersama, kita wajib perjuangkan kinerja dan integritas moral. Kita tidak perlu cari-cari pujian. Kalau pujian tanpa integritas moral, malahan celaan dan penghinaan yang diperoleh. 

Maka marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar. Sebab barang siapa yang merendahkan diri, dia akan ditinggikan.

#SalamYesusYangMengasihi 

#YangMerendahkanDiriAkanDitinggikan


Salam dan berkat 

dari Pastoran EKUKARDO, 

Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU