MELAYANI TANPA MENJADI BEBAN BAGI SESAMA

 Renungan Hari Rabu, 25-08-2021

1Tes 2:9-13; Mat. 23:27-32

Dunia zaman teknologi seperti dewasa ini, banyak produk diperkenalkan secara online dan atau lewat iklan-iklan. Nampaknya indah dan menarik, mudah dan tanpa kerja keras. Namun, hati-hati. Namanya saja iklan. Tampilan luar (casing) tentu diutamakan. Isinya belakangan dulu. Atau jual beli online, contohnya mungkin beda dari asli. Kecewa berat kalau tidak sesuai harapan. Atau jaman doeloe, jaman orangtua kita (bagi yang sudah lumayan tua), ada nasihat bijak, "Jangan bertransaksi kucing dalam karung." Maksudnya kalau mau jual beli sesuatu harus lihat keadaan fisik barangnya dan sepakati harganya. 

Masalah kepribadian seseorang, baik-buruknya, saleh-tidaknya, tidak dapat dinilai hanya dari penampilan lahiriah semata. Tetapi harus secara mendalam, seperti apa motivasi, niatnya, isi hatinya yang paling dalam. Ini butuh waktu pengenalannya. Berbeda dengan dunia iklan atau jual-beli online tadi. 

Yesus mengeritik secara tajam terhadap cara hidup orang-orang farisi dan ahli taurat yang seperti sedang menjalankan dirinya supaya dipuja-puji sebagai orang beriman yang taat hukum taurat dan menjalankan ajaran Kitab Suci. Bagi Yesus, mereka ibarat kuburan yang dilabur putih bagian luar, sedangkan bagian dalam penuh dengan kebusukan. Penampilan lahiriah tidak sejalan dengan isi hati. 

Bekerja tulus untuk melayani sesama pasti ada sukacitanya. Buah sukacita itu adalah iman daripada orang yang dilayani. Bila iman mereka telah berbuah, itu berarti mereka pun akan turut bekerja, turut melayani, sehingga dengan demikian tidak ada yang merasa terbebani. Maka pekerjaan melayani itu pada prinsipnya tidak boleh membebankan sesama. Untuk itu butuh sebuah managemen pelayanan yang transparan, tidak ditutup-tutupi, yang akan menanamkan nilai-nilai kepercayaan kepada semua orang. 

Pelayanan Paulus berbeda dengan orang-orang farisi dan ahli taurat. Orang farisi dan ahli taurat sudah menciptakan beban bagi umat, karena motivasinya untuk diri mereka sendiri. Sedangkan Paulus adalah pelayan sejati. Paulus bekerja keras siang malam untuk melayani umat tanpa menjadi beban bagi mereka. "Kami bekerja siang malam supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kami" (1Tes 2:9). Sukacita seorang pewarta adalah ketika nama Tuhan dimuliakan, bukan ketika nama dirinya dimuliakan karena kedudukannya yang terpandang di mata umat. 

Marilah kita memohon rahmat pertobatan dan kerendahan hati dari Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari. 

#SalamYesusYangMengasihi 

#MelayaniTanpaMembebankanSesama


Salam dan berkat 

dari Pastoran EKUKARDO, 

Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU