JIKALAU ENGKAU HENDAK SEMPURNA, JUALLAH SEGALA MILIKMU, LALU IKUTLAH AKU
Renungan Hari Senin, 16-08-2021
Hak. 2:11-19; Mat. 19:16-22
Dalam hidup sehari-hari kita dapat menjumpai berbagai karakter kepribadian manusia. Ada orang yang berusaha keras untuk mengisi hidupnya dengan berbagai kegiatan agar dari hari ke hari semakin sejahtera. Dia tidak puas dengan hasil yang ada. Ingin berusaha lebih. Ada juga tipe orang yang hidup seadanya. Bagi dia sudah cukup memenuhi kebutuhan hari ini, besok kerja lagi. Prinsip dia, bahwa tidak mengurangi atau mengambil hak orang lain. Demikian juga dalam kaitan dengan melaksanakan tugas-tugas umum. Ada yang bekerja begitu kreatif, penuh inisiatif untuk menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Akan tetapi ada tipe orang yang bekerja hanya memenuhi "standar minimal". Bagi dia yang penting segala sesuatu yang disampaikan atau diajarkan sudah dijalankan. Begitu juga para pelajar dan mahasiswa. Ada yang ingin tahu lebih banyak dari hanya sekedar yang diajarkan guru atau dosen di ruang kelas/kuliah. Dia ingin cari tahu lebih banyak dari berbagai literatur atau sumber sumber pengetahuan. Sedangkan sebagian siswa dan pelajar, hanya berusaha menghafal apa yang diajarkan.
Begitu fakta dalam kehidupan iman seseorang. Ada yang berusaha lebih, supaya imannya lebih berbobot; ada yang merasa sudah cukup menjalankan aktivitas ibadah dan keseharian sesuai standar ajaran iman itu. Tentang hal ini Santo Ignatius Loyola, yang kemudian sangat dikenal dengan bapak spiritualitas Ignasian, membedakan antara dua tipe mendasar yang dihidupi oleh orang orang kristiani.
1. Tipe orang yang senang menjadi orang kristen "biasa-biasa saja". Mereka ini adalah orang-orang yang berpuas diri dengan hidup benar, tidak berbuat dosa atau melanggar hukum dan peraturan Tuhan.
2. Tipe orang yang tidak cepat berpuas diri dan mau menjadi orang kristen "yang unggul". Mereka ini adalah orang-orang yang bukan hanya sekedar tidak melanggar hukum dan peraturan Tuhan, tetapi berusaha mengikuti Yesus secara radikal: hidup miskin seperti Yesus yang miskin, tidak takut dihina atau dianggap bodoh demi imannya, seperti Yesus yang telah lebih dahulu diperlakukan seperti itu.
Kisah injil hari ini tentang seorang anak muda yang datang bertanya kepada Yesus mengenai "perbuatan baik yang harus dilakukan untuk mencapai hidup kekal". Ternyata dia adalah seorang beriman yang baik. Dia sudah menjalankan sepuluh perintah Tuhan dengan baik. Apa lagi yang masih kurang? Begitu dia bertanya. Sampai di sini, dia sudah menjadi seorang kristen yang "biasa" saja. Dia merasa sudah cukup, dia orang yang setia dengan hukum Tuhan. Patut dipuji dan diapresiasi.
Yesus justru menantang anak muda itu untuk sampai kepada tahap kedua sebagai seorang kristen, lebih radikal, kerja lebih keras, jangan hanya sekedar melaksanakan pekerjaan yang standar-standar saja. Yesus katakan kepadanya, "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala harta milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku!"
Kalau anak muda itu ingin menjadi seorang kristen yang "unggul" dia harus berani hidup miskin seperti Yesus dan mengikuti Dia berkeliling mewartakan Kerajaan Allah. Dengan ini Yesus hendak mengatakan kepada kita juga bahwa kesalehan kristiani tidak pernah bersifat individual belaka, melainkan selalu bersifat eklesial dan sosial. Itu sebabnya kita selalu diarahkan kepada persekutuan sebagai orang-orang beriman. Orang yang menjalankan hidup dengan baik (mungkin dikatakan saleh), biasanya tidak egois, sebab kasih akan Allah yang dimilikinya pasti mendorongnya untuk memberi diri bagi pelayanan pada sesama dalam Gereja dan masyarakat. Kesalehan individual itu tidak salah, tetapi masih berada pada tahap pertama sebagai orang kristen, menurut Ignatius Loyola, orang kristen yang biasa-biasa saja. Sehingga belum sempurna. Oleh sebab itu, Yesus mendesak kita juga untuk terus berjuang sebagai seorang pengikut-Nya yang "unggul", yakni berusaha memberi diri menjadi "berkat" bagi sesama.
Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar.
#SalamYesusYangMengasihi
#HidupkuMenjadiBerkatBagiSesama
Salam dan berkat dari Pastoran EKUKARDO,
Kris Sambu SVD
Amin.
BalasHapusTerimakasih Pater
Amiiiin Pater
HapusAmmiin Pater..semoga Api Roh Kudus menyala dlm diri Kita utk menjadi pembawa dan berbagi Sukacita bagi sesama..🙏
Hapus