IMAN PERETAS SEGALA KEBIMBANGAN

 Renungan Harian: Rabu, 04-08-2021

PW St Yohanes Maria Vianney, Imam

Bil. 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35;

Mat. 15:21-28


Tingkah laku para pengintai bangsa Israel yang menyelidiki keadaan dan situasi tanah terjanji, bisa dikatakan sebuah pembelotan dan takut berjuang demi bangsanya sendiri. Pembelotan bisa diartikan sebagai sebuah pengkhianatan terhadap bangsanya dan berpihak kepada lawan. Hal itu terjadi bisa karena takut terhadap kekuatan lawan, atau bisa juga karena disogok oleh lawan dengan tawaran tertentu. Yudas Iskariot mengkhianati Yesus demi uang. Para pengintai bangsa Israel gentar melihat perawakan fisik suku-suku yang mendiami tanah Kanaan. Lebih dari itu mereka merancang sebuah cerita fiktif tentang tingkah laku orang-orang yang mereka intai itu memakan penduduknya sendiri. Hal itu menyebabkan bangsa Israel menjadi takut dan menangis semalam-malaman. Di atas semunya itu justru mereka sudah tidak mengindahkan penyelenggaraan Tuhan terhadap mereka. Iman mereka terhadap Tuhan hilang sama sekali. 

Iman harus menjadi peretas segala kebimbangan dan ketakutan. Sikap Kaleb di hadapan Musa dan bangsa Israel harus menjadi contoh iman bagi mereka. "Kita akan maju dan menduduki negeri itu!" (Bil. 13:30). Sikap iman yang sama ditunjukkan oleh wanita Kanaan yang tidak peduli dengan segala tindakan diskriminatif atas dirinya sebagai orang kafir dan bukan Yahudi, yang tidak pantas mendapatkan rahmat keselamatan. Dia tetap menerobos barisan pengikut Yesus yang lain dan mendesak agar Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit keras. Kemauan dan keberanian untuk mengambil resiko dihina, ditolak, diejek oleh pihak mana pun tidak mengurangi iman dan harapan wanita itu kepada rahmat Tuhan. Oleh sebab itu Yesus pun memuji iman wanita itu, "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki " (Mat. 15:28). 

Berkat iman wanita itu, anaknya disembuhkan. Berkat iman Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun diperknankan Tuhan untuk memasuki tanah terjanji. 

Tuhan sesungguhnya sudah menyiapkan berkat-berkat-Nya yang berlimpah-limpah bagi kita. Hanya saja sekian sering kita membelot dari jalan Tuhan karena mau menuruti jalan dan kehendak sendiri. Kita terlalu takut mengambil risiko atas iman yang harus kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Kita seringkali merasa nyaman pada zona diri sendiri dan membangun opini publik fiktif yang mencemaskan bagi sesama. 

Dalam situasi covid-19 saat ini mungkin iman kita pun jadi goncang. Kita menjadi penakut dan bimbang akan penyelenggaraan Tuhan. Atau bahkan kita membangun opini publik fiktif bahwa Tuhan sudah meninggalkan kita melalui wabah covid-19 yang ganas ini. Benarkah demikian? 

Ataukah kita perlu belajar dari iman wanita Kanaan yang berani mengambil resiko penghinaan atas dirinya demi anaknya, dan iman Kaleb bin Yefune yang dengan berani maju melawan musuh karena percaya kepada perlindungan dan penyelenggaraan Tuhan atas bangsa-Nya.

Marilah kita memohon rahmat pertobatan dan kekuatan dari Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik. 

#SalamYesusYangMengasihi 

#ImanPeretasSegalaKebimbangan


Salam dan berkat dari Pastoran EKUKARDO, 

Kris Sambu SVD  

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU