HIDUPLAH SEBAGAI ORANG MERDEKA

 Renungan Hari Selasa, 17-08-2021

HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-76

Sir. 10:1-8; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21


Tidak ada yang pungkiri bahwa kemerdekaan itu adalah hak dasar atau azasi semua orang. Orang ingin hidup bebas, tanpa dikekang oleh orang lain, ingin berekspresi diri apa adanya, juga bebas dalam beribadah sebagai ekspresi iman, bebas dalam memilih pekerjaan, pasangan hidup, bidang studi yang diminati, dan sebagainya. Namun patut dipertanyakan, "Apakah semua orang siap untuk hidup dalam kemerdekaan itu?"

Sesungguhnya untuk memperoleh kemerdekaan sejati dan sekaligus kemerdekaan itu membawa berkah, dibutuhkan kecerdasan dalam memimpin. Mulai dari memimpin diri sendiri, untuk bersikap disiplin dan bertanggung jawab, sikap hormat kepada kebebasan sesama, sikap hormat dan patuh terhadap hukum dan peraturan bersama, bersikap jujur dan setia terhadap pemimpin dan pejabat, dan sebagainya. Tanpa memiliki aspek-aspek di atas, maka kemerdekaan itu bisa menjadi "bumerang" yang mendatangkan malapetaka dan bencana. Hal ini dikarenakan masih banyak orang yang salah tafsir tentang arti kemerdekaan. Kelompok ini memaknai kemerdekaan sebagai "kebebasan tanpa batas", mereka tidak peduli apakah tutur kata, tindakan dan perkataannya baik atau buruk, apakah bisa menyenangkan sesama atau bahkan melukai dan mencederai martabat sesamanya. Apakah masih berada pada jalur keadilan dan solidaritas terhadap orang lain? 

Ketika kita berbicara tentang Kemerdekaan sesungguhnya secara simultan kita diawaskan dan dibatasi oleh nilai-nilai kebaikan dan norma-norma keadilan sosial bersama. Santu Petrus dalam bacaan kedua hari ini mengingatkan kita akan cara hidup sebagai orang orang yang merdeka. "Hiduplah sebagai orang orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu..... Hormatilah semua orang.... Takutlah akan Allah, hormatilah raja" (1Ptr. 2:16-17).

Kita dipanggil untuk hidup dalam kemerdekaan. Dalam kemerdekaan itu kita nyalakan dan hidupi batas-batas tanggung jawab kita kepada sesama, kepada bangsa dan negara, kepada Allah yang kita ungkapkan dalam ibadat sesuai iman dan kepercayaan dalam negara. 

Ketaatan Yesus sekaligus himbauan-Nya untuk membayar pajak kepada kaiser atau kepada Allah, termuat pesan penting yang menggugat kita. Orang yang tidak taat membayar pajak kepada negara adalah orang orang yang membangkang dalam kehidupan bersama sebagai warga negara. Demikian pula yang tidak taat kepada Allah terungkap dalam diri orang orang beriman yang malas beribadah dan berdoa serta menyembah allah allah lain. Kelompok masyarakat semacam ini sesungguhnya belum siap untuk hidup dalam alam kemerdekaan. Sebab orang yang sungguh merdeka akan menunaikan kewajibannya dengan sukarela dan penuh sukacita, sedangkan orang yang belum merdeka melakukan kewajibannya dalam keadaan terpaksa, masih terus dalam bayang-bayang pengawasan pihak lain. Orang yang merdeka tidak takut untuk mempromosikan nilai-nilai kebaikan dan keadilan umum, sedangkan orang yang belum merdeka lebih cenderung mencari-cari peluang untuk melakukan pelanggaran dan melepaskan tanggung jawab. Orang yang merdeka akan selalu mendukung segala rencana dan program hidup yang membawa nilai positif bagi banyak orang, Sedangkan orang yang belum merdeka memiliki "hobi" untuk mencela dan menjatuhkan orang lain yang berbuat baik. 

Pada hari raya Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 ini, baiklah kita merenung sejenak "apakah sebagai pribadi, saya sudah hidup dalam alam kemerdekaan? Atau sebaliknya? Sebagai masyarakat bangsa Indonesia dan umat beriman (katolik), apakah saya sudah turut pro-aktif mempromosikan kemerdekaan itu dengan penuh tanggung jawab? Ataukah saya merupakan bagian yang "menjajah" dengan cara berpikir dan perilaku yang destruktif? 

Marilah kita memohon rahmat kebebasan itu dari Roh Kudus agar memampukan kita menghayati pesan-pesan kemerdekaan itu dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar. 

#SalamYesusYangMengasihi 

#HiduplahSebagaiOrangMerdeka

DIRGAHAYU KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-76. MAJU INDONESIAKU, SEJAHTERA BANGSAKU, SEHAT MASYARAKATKU


salam dan berkat dari Pastoran EKUKARDO, 

Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU

JIKA TUHAN MENGHENDAKI……