CINTA YANG TERUJI MELEWATI BERBAGAI UJIAN
Renungan Hari Jumat, 13-08-2021
Yos. 24:1-13; Mat. 19:3-12
Lembaga atau institusi perkawinan itu suci dan bermartabat sehingga harus dijaga, dirawat, dipelihara dan dipertahankan. Allah sendiri yang menyucikan perkawinan itu dengan berkata, "Karena itu, apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Manusia selalu ada cara untuk menyimpang dari ketetapan hukum yang sudah ada dengan berbagai alasan dan cara. Fenomena perceraian dalam kehidupan kita dewasa ini semakin marakzdan bahkan mungkin ada yang menganggapnya biasa. Fakta memperlihatkan bahwa ada yang baru saja nikah dalam usia bulanan, atau baru beberapa tahun, kemudian pasangan ini pisah dan mengajukan perceraian di hadapan lembaga tribunal gereja, lembaga yang mengurus hal ikhwal perkawinan ini. Alasannya bervariasi : ada yang cinta karena dijodohkan, ada yang karena 'kecelakaan' (hamil sebelum jadian), ada yang karena faktor ekonomis, mungkin juga politis, dan sebagainya.
Ada petuah dan nasihat agar dipahami bahwa perkawinan itu merupakan persekutuan dua pribadi berbeda, oleh sebab itu sepanjang hidupnya adalah kesempatan belajar untuk saling mengenal satu sama lain, untuk bisa saling menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangan. Janji pernikahan bahwa untuk setia sampai mati, dalam situasi sehat pun sakit, susah pun senang, rasanya hanya sebuah formalitas verbal belaka.
Situasi bangsa Israel sampai masa Yesus kurang lebih sama. Orang-orang Farisi sebagai tokoh masyarakat Israel dengan berani mencobai Yesus untuk menggugat lembaga perkawinan itu, boleh diceraikan atau tidak. Yesus mengacu pada kesetiaan Allah yang mempersatukan manusia dalam perkawinan sejak semula. Musa "terpaksa" memberikan surat cerai atas desakan manusia yang tidak setia lagi. Apakah tribunal gereja juga demikian? Semoga tidak!
Sesungguhnya cinta dan kesetiaan perkawinan itu tumbuh dalam proses "menyempurnakan" dari waktu ke waktu. Kisah bangsa Israel dengan Yahwe bagaikan pasangan cinta suami isteri (perkawinan). Allah sebagai mempelai pria yang terus setia dan menumbuhkan harapan cinta bangsa Israel, mempelainya, dengan banyak berbuat baik. Dari riwayat kebaikan Allah ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta yang tulus bangsa-Nya. Yosua dengan sengaja meriwayatkan kebaikan Tuhan itu bukan dengan konsep-konsep teoretis, melainkan dengan perbuatan perbuatan konkret. Mulai dari ayah Abraham, nenek moyang mereka, Ishak dan Yakub, sampai Musa yang memimpin mereka keluar dari perbudakan Mesir, dan memberi kembalj mereka negeri Kanaan yang berlimpah susu dan madu ini... Hendak memperlihatkan kualitas kebaikan yang dimiliki oleh pasangan hidup perkawinan itu. Ada Ketidaksetiaan yang dilakukan bangsa Israel, Tuhan memberikan pengampunan. Sebagai gambaran bagi kita, bahwa dalam perkawinan ada pasangan yang punya kekurangan, kelemahan, tetapi perlu ada pengampunan agar bisa bertahan, rukun dan damai.
Sebagai anggota Gereja-Nya, hidup perkawinan diterima sebagai institusi sakral karena diresmikan oleh Tuhan sendiri. Oleh sebab itu melalui Sabda-Nya hari ini, kita perlu belajar untuk setia. Setia terhadap janji-janji yang sudah diucapkan kepada pasangan, adalah janji kepada Tuhan yang meresmikan perkawinan itu.
Selain itu, kehidupan perkawinan melewati sebuah proses "penyempurnaan" yang tidak sekali jadi. Oleh sebab itu, pasangan suami isteri terus belajar untuk saling meneguhkan, saling meguatkan, saling mengasihi, saling mengampuni, dan saling setia. Jika ada kekurangan, maka lihatlah riwayat kebaikan yang pernah diberikan oleh pasangan kita. Kelemahan kita adalah lebih suka dan gampang ingat hal yang kurang dari pasangan, tetapi mengabaikan hal yang baik dari pasangan kita.
Dasar kekuatan kita adalah Allah sendiri. Jika kita mengalami kesulitan tetapi kita mau menyelesaikan sendiri, biasanya gagal. Oleh sebab itu, kembalilah kepada-Nya, sebab Allah adalah dasar cinta, Dia adalah Cinta itu sendiri.
Kita belajar dari pasangan pasangan suami isteri yang sudah sungguh-sungguh menghayati hidup perkawinannya sampai akhir hayat. Mereka adalah guru, contoh dan teladan kesetiaan.
Marilah kita memohon rahmat kesetiaan dari Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari.
#SalamYesusYangMengasihi
#BelajarUntukMencintai
Salam dan berkat dari Pastoran EKUKARDO,
Kris Sambu SVD
Amin...,maksh ptr...
BalasHapus๐๐๐๐
HapusTerima kasih banyak Pater,..