BERDIRILAH, JANGAN TAKUT
Renungan Hari Jumat, 06-08-2021
PESTA YESUS MENAMPAKKAN KEMULIAAN-NYA
Dan. 7:9-10.13-14; Mat. 17:1-9
Dunia saat ini sedang dilanda coronavirus yang mematikan. Hampir setiap hari orang orang selalu dikejutkan dan atau dicemaskan ketika mendengar bunyi sirene ambulance. Pertanyaan spontan keluar dari mulut, "siapa lagi direnggut covid-19?"
Dalam situasi semacam ini secara psikologis, orang membutuhkan pesan-pesan penghiburan, kekuatan, harapan agar mampu menghadapi situasi sulit ini dengan sebuah optimisme baru. Semuanya akan berakhir. Hidup dalam kepatuhan protokol kesehatan pasti akan segera mengakhiri rantai penularan virus yang mematikan itu, hindari kerumunan massa, istirahat yang cukup, konsumsi makanan bergizi, tekun dalam doa dan ibadah, dan sebagainya.
Akan tetapi, tidak sedikit juga orang-orang ditakutkan, dicemaskan dan bahkan dibuat putusasa ketika muncul berita-berita kegagalan perawatan, vaksinasi yang tidak manjur. Belum lagi ada berita-berita 'miring' bahwa covid-19 ini hanya isu-isu hampa dari sekelompok orang yang ingin memanfaatkan keuntungan dari bencana ini, ada unsur politisasi, dan sebagainya. Kabar seperti ini sesungguhnya tidak memberikan ruang untuk orang bangkit dan bersemangat lagi dalam perjuangan untuk hidup.
Bangsa Israel yang sedang dalam tekanan penjajah di tanah pembuangan Babilonia mendapat harapan baru ketika nabi Daniel datang dengan sebuah warta gembira keselamatan. Allah memberikan harapan dalam rupa pengelihatan akan "Anak Manusia yang datang dengan awan-awan dari langit" dan yang dipenuhi "kekuasaan dan kemuliaan" (Dan. 7:13-14). Dengan warta sukacita itu bangsa Israel kembali menaruh harapan akan pembebasan yang utuh.
Demikian pula dalam injil dikisahkan bahwa Yesus menampakkkan Kemuliaan-Nya di atas gunung Tabor kepada beberapa murid-Nya. Peristiwa itu terjadi sebelum Yesus turun ke Yerusalem. Yerusalem adalah tempat di mana Yesus diadili dengan hukuman mati, tempat Yesus memulai perjalanan derita dan sengsara-Nya. Oleh sebab itu, Yesus tidak mau memberikan gambaran keputusasaan kepada para murid-Nya jikalau saat penderitaan itu tiba. Yesus justru memperlihatkan Kemuliaan-Nya dengan berubah wajah seperti matahari dan Pakaian-Nya bersinar terang. Perjumpaan dengan para nabi besar Musa dan Elia tentu sebagai gambaran hidup akhir yang membahagiakan. Semuanya itu disempurnakan oleh suara dari surga, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!"
Dengan cara ini, Yesus sedang mempersiapkan hati para murid-Nya (Gereja), agar mampu menerima dan tidak putus harapan bahwa Guru yang mereka ikuti dan yakini sebagai Mesias itu dinista, disiksa, disalibkan dan dibunuh. Juga sesudah kematian-Nya, para murid tidak terkejut bila Yesus kelak bangkit mulia. Yesus mempersiapkan hati (iman) para murid-Nya sejak awal agar pewahyuan Diri-Nya sebagai Tuhan tidaklah sia-sia; namun dapat diterima dan dimani dalam hidupnya, sekalipun harus menghadapi penderitaan, tantangan, dan salib. Setiap Kesuksesan dan kebahagiaan membutuhkan persiapan.
Peristiwa Transfigurasi Tabor ini membangkitkan harapan dan iman bagi setiap orang yang percaya. Dalam iman setiap anggota Gereja-Nya akan menatap cahaya terang di penghujung kegelapan. R. A. Kartini memberi harapan bagi bangsa Indonesia, "Habis terang, terbitlah terang."
Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar.
#SalamYesusYangMengasihi
#BerdirilahJanganTakut
Salam dan berkat dari Pastoran EKUKARDO,
Kris Sambu SVD
Amin🙏
BalasHapus🙏🙏🙏🙏
Hapus