AKULAH ROTI HIDUP DARI SURGA
Renungan Hari Minggu XIX,
Tgl 08-08-2021
1Raj. 19:4-8; Ef. 4:30-5:2; Yoh. 6:41-51
Bacaan-bacaan suci pada hari Minggu Biasa XIX ini memberi beberapa pesan penting untuk kita dalam kehidupan sehari-hari.
Amat sering orang mengungkapkan diri sebagai pribadi yang penuh kasih dan penyayang. Namun pada saat yang sama, dia sulit untuk membuktikan kerelaannya dalam memberi dan membagi. Apalagi apa yang diberikan dan dibagikan menjadi alasan cukup baginya untuk memegahkan diri sebagai orang yang baik dan berjasa bagi sesamanya. Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita untuk memberi dengan rela hati, tanpa pamrih, dan penuh bela rasa. Mengasihi dengan tulus hati, tanpa mengharapkan balasannya.
Dalam bacaan kedua dari surat Paulus kepada umat di Efesus, bersaksi bahwa Tuhan sungguh mengasihi kita melalui Yesus Kristus Putera-Nya. "Kristus telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan Diri-Nya untuk kamu" (Ef 5:2). Menurut Paulus bahwa jika orang sungguh memiliki kasih maka di dalam dirinya (hatinya) tidak ada kemarahan, pertikaian, dan fitnah. Selalu hidup dalam persekutuan kasih, kerukunan dan persaudaraan yang tulus ikhlas. Jika kita hidup di dalam kasih sejati, mestinya yang menjadi ciri dan karakter hidup kita adalah pengampunan dan keramahtamahan. Dalam kasih, keramahan dan pengampunan serta bela rasa, di sana tidak ada ruang untuk kebencian, iri hati dan pertikaian.
Dalam bacaan pertama dari Kitab Pertama Raja-Raja, diperlihatkan bela rasa Allah kepada Elia yang sedang berputusasa, kelaparan dan kehausan di Padang gurun. Allah hadir melalui Malaekat-Nya untuk menolong, menghibur, dan menyediakan makanan serta minuman bagi Elia.
Di dalam kasih akan lahirlah bela rasa, kepedulian dan keberpihakan kepada kaum lemah dan rapuh. Sedangkan kebencian akan melahirkan egoisme, kecemburuan dan perselisihan. Dalam kasih dan bela rasa, orang akan saling mendengarkan dan percaya, meneguhkan dan menghibur; Sedangkan di dalam kebencian dan egoisme, orang cenderung mencari-cari kesalahan orang lain serta menghakimi secara tidak adil. Itulah yang dilakukan oleh orang Yahudi terhadap Yesus. Mereka membenci Yesus sehingga mereka tidak memahami pekerjaan-perkataan-Nya bahwa Dia adalah Roti hidup yang turun dari surga. Mereka menolak Yesus dan mencari-cari alasan bahwa Yesus sudah menista agama mereka. Alasannya hanya karena Yesus adalah anak Yusuf, si tukang kayu dan Maria orang kampung itu. Memang kebencian sudah menghambat mereka untuk bersikap obyektif dan mata hati mereka menjadi buta. Kebencian menyebabkan orang menutup diri dan sulit untuk sampai kepada iman. Iman mengandaikan pendengaran dan orang yang membenci tidak mampu mendengarkan lagi baik suara sesamanya maupun suara Tuhan.
Marilah kita memohon rahmat pertobatan dan kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya dalam kehidupan sehari-hari untuk mengasihi, berbela rasa dan mendengarkan suara Allah.
#SalamYesusYangMengasihi
#AkulahRotiDariSurga
Salam dan berkat dari Pastoran EKUKARDO,
Kris Sambu SVD
Amin...π
BalasHapusπππππ. Terima kasih Pater.
HapusAmin. Terimakasih Pater
BalasHapusMaksh byk ptr...
BalasHapus