TUHAN PENYELAMAT BAGI SAUDARA-SAUDARI-NYA
Renungan Harian:
Selasa, 20-07-2021
Kel. 14:21-15:1; Mat. 12:46-50
Beberapa tahun lalu saya cukup lama berasistensi di dua stasi dari sebuah paroki. Sifatnya sukarela, berdasarkan persetujuan dengan Pastor Paroki. Maklum, saat itu saya bertugas di lembaga Kongregasi, sehingga setiap hari Minggu saya sudah ada tempat pelayanan. Menariknya, wilayah paroki ini sangat luas. Bahkan ada stasi yang harus melewati wilayah paroki lain untuk menjangkaunya. Setelah saya coba bertanya-tanya sekedar ingin tahu, mengapa stasi X tidak digabungkan dengan Paroki Y yang lebih dekat? Jawaban-jawaban senada bahwa umat di stasi X semuanya berketurunan dari umat Paroki A. Sehingga mereka enggan untuk bergabung dengan Paroki Y.
Yesus hari ini mengingatkan para murid-Nya dan para pendengar-Nya bahwa untuk membangun Kerajaan Allah dan hidup di dalam keluarga Kerajaan Allah (Gereja) harus mampu melewati "sekat-sekat duniawi: darah dan daging, geografis dan budaya, bahasa, tradisi dan politik, ..."
Sebab asas "Melaksanakan kehendak Allah" adalah dasar hidup baru bagi setiap orang yang ingin bergabung dalam bilangan murid Yesus. Yesus menjamin bahwa ikatan keluarga sejati adalah ikatan karena melaksanakan kehendak Allah. Sedangkan ikatan yamg didasarkan pada kategori-kategori manusia sifatnya sementara dan rapuh. Tidak bertahan. Sesewaktu bisa hancur berantakan hanya dengan alasan sepele. Ingatlah, Yesus sudah bersabda bahwa di dalam satu rumah akan ada perlawanan satu sama lain, bapa melawan anak, mertua melawan menantu, saudara bisa membunuh saudaranya sendiri. Itulah dasar ikatan dunia. Berbeda halnya dengan kehidupan yang didasarkan atas kehendak Allah; Sifatnya abadi, awet, tahan uji, sekalipun ada banyak tantangan tapi dapat keluar dengan selamat.
Pengalaman bangsa Israel dalam bacaan pertama memperlihatkan betapa dasar iman dan kepatuhan pada kehendak Allah telah menyelamatkan mereka dari kejaran pasukan Mesir. Setelah terbukti itu semua, bangsa Israel menjadi takut akan Tuhan, serta percaya kepada Tuhan dan kepada Musa Hamba-Nya.
Kenyataan hidup sehari-hari dapat kita lihat dengan kasat mata, dan atau bahkan kita pun "bermain" di dalamnya. Banyak keluarga yang hidup dalam perselisihan yang berkepanjangan hanya karena memperebutkan sejengkal batas tanah warisan nenek moyang; ada yang tidak saling tegur sapa sampai ajal menjemput salah satu anggota keluarga, sekalipun hidup bertetangga dan keluar dari rahim ibu yang sama. Ikatan hidup dalam kategori manusia tidak kuat dan mudah hancur.
Yesus Kristus mendirikan Gereja-Nya atas dasar kesetiaan iman kepada kehendak Bapa-Nya di surga. Gereja Kristus sifatnya "katolik/umum", berasal dari berbagai penjuru dunia anggotanya. Mereka bersatu di dalam ikatan iman akan kehendak Tuhan yang Esa. Segala bentuk perbedaan duniawi justru menjadi keindahan hidup dalam persekutuan Gereja-Nya. Gereja dalam ikatan Kasih yang satu namun tampil dalam aneka wajah budaya, bahasa, suku dan ras (ONE HEART, MANY FACES).
Marilah kita memohon Roh Pemersatu, Allah Roh Kudus agar memampukan kita menjaga, merawat, dan mengembangkan iman kita sebagai anggota Gereja-Nya. Dengan demikian kita adalah ibu, saudara dan saudari Yesus karena setia melaksanakan kehendak Bapa-Nya di surga.
#SalamYesusYangMengasihi
#TuhanPembebasSemuaOrang
Komentar
Posting Komentar