ORANG-ORANG MAKAN DAN BAHKAN SAMPAI SISA

 Renungan Hari Minggu Biasa XVII 

Minggu, 25-07-2021

2Raj 4:42-44; Ef. 4:1-6; Yoh. 6:1-15

Saya suka memperhatikan seorang perokok secara sosiologis. Bagi orang orang ini "rokok" merupakan sarana komunikasi dan interaksi dalam pergaulan sehari-hari. Hampir pasti bagi para perokok selalu bermurah hati untuk menawarkan rokok kepada sesama di dekatnya. Misalnya, sedang menunggu bis di terminal. Mungkin tidak saling kenal, namun salah satunya akan menawarkan rokok bagi orang di sampingnya. Terlepas orang tersebut merokok atau tidak, tapi tawaran tetap diberikan. Dengan cara itu, percakapan selanjutnya akan terjadi. Dan orang-orang ini selalu bisa membangun komunikasi dengan sesama, serta ditawari kebaikan ya g sama dari sesamanya. 

Penulis Kitab Kedua Raja-Raja hari ini dalam bacaan pertama, mengisahkan seorang dari Baal-Salisa yang mempersembahkan buah sulung panenannya (ulu hasil) kepada Abdi Allah, Elisa berupa roti jelai dan gandum baru. Namun dengan persembahan roti yang hanya berjumlah duapuluh buah itu justru Elisa minta untuk dibagikan kepada orang-orang yang ada di sekitarnya untuk dimakan. Pelayan Badi Allah itu menjadi ragu, apakah mungkin dengan jumlah roti terbatas itu akan cukup bagi semua orang. Akan tetapi Abdi Allah, Elisa dengan pasti berkata, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah Firman Tuhan : Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Maka terjadilah itu. 

Demikian kisah injil hari ini berbicara tentang Yesus yang memberikan makan kepada lima ribu orang laki-laki, tidak terhitung anak-anak dan wanita. Lima buah roti jelai dan dua ekor ikan, bekal seorang anak kecil itu sudah menjadi berkat bagi banyak orang. Bagi siapapun yang memberi dengan sukacita dan penuh kasih, Tuhan akan menggandakannya. 

Kemurahan hati untuk berbagi dan rela memberi dari keterbatasan diri, merupakan perwujudan pesan Paulus kepada umat di Efesus dalam bacaan kedua hari ini. Paulus berkata, "....supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu."

Pesan Sabda Tuhan hari ini sungguh menggugah kita untuk selalu bersikap peka dan peduli dengan segala kebutuhan sesama baik secara pribadi maupun secara bersama sama. Tuhan sendiri sudah memberikan teladan bagi kita dan contoh nyata dalam hal berbagi, yakni memberikan Putera Tunggal-Nya sebagai tebusan atas dosa-dosa kita, sebagai Santapan Jiwa dan taga kita dalam Roti Ekaristi. Pemberian Diri-Nya yang tulus dan penuh Kasih itu tidak pernah kekurangan bagi setiap orang beriman. Sebab di dalam persekutuan orang-orang percaya telah ditanamkan hati yang rela berkorban, hati yang siap memberi, hati yang berbela rasa dengan sesama. Dalam keterbatasan manusiawi kita, Tuhan menambahkan dan mencukupkan segala sesuatunya. 

Sebagai orang beriman dan anggota Gereja, kita merenungkan beberapa poin sebagai bekal hidup kita:

1. Tuhan selalu membalas sepadan bahkan lebih bagi setiap orang yang rela berkorban dan tulus memberi. Jadi janganlah takut untuk berkorban dan memberi: materi, waktu, tenaga, pikiran, dan diri kita bagi sesama yang sedang membutuhkan. Diri kita yang terbatas menjadi berkat bagi sesama yang sedang membutuhkan. 

2. Tuhan mengumpulkan setiap pribadi kita ke dalam sebuah persekutuan agar kita menjadi kuat dan berkelimpahan berkat. Coba dibayangkan secara sederhana, karena kerelaan seorang anak kecil yang menyerahkan bekalnya berupa lima roti dan dua ekor ikan itu kepada Yesus untuk diberkati bagi banyak orang. Mukjizat terjadi, karena hati semua orang itu terbuka untuk menyerahkan bekal-bekal mereka juga sehingga jumlahnya bertambah banyak dan berlimpah limpah. Tidaklah mengherankan kalau sampai sisa duabelas bakul penuh. Itulah mukjizat yang terjadi dalam hati setiap orang beriman yang percaya dan rela memberi dengan kasih yang ikhlas. 

3. Dalam kehidupan bersama dan dalam persekutuan kasih, apapun persoalan hidup yang dihadapi akan dapat terselesaikan berkat kepedulian sosial di antara kita. Paulus berkata, hendaknya kamu menangis dengan orang yang menangis, dan tertawa dengan mereka yang tertawa. Inilah kesepadanan hidup orang beriman yang terpanggil. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu.

Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik. 

#SalamYesusYangMengasihi 

#OrangMakanDanBahkanAdaSisanya


Salam dan berkat dari pastoran EKUKARDO 

Kris Sambu SVD 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU