BULUH YANG PATAH TERKULAI TIDAK DIPUTUSKAN-NYA, SUMBU YANG PUDAR NYALANYA TIDAK DIPADAMKAN-NYA

 Renungan harian: Sabtu, 17-07-2021

Kel. 12:37-42; Mat. 12:14-21

Ada dua kubu yang berbeda pandangan dan cara melaksanakan hukum di dalam masyarakat (Yahudi dan kita juga). Kubu yang satu adalah para penegak hukum secara harafiah, kaku, dan penuh disiplin. Ada baiknya, bahwa segala aturan hukum ditunaikan dengan sempurna. Namun sisi buruknya, demi hukum segala sesuatu yang terjadi dalam kenyataan hidup tidak ditolerir. Hanya karena hukum. Nasib manusia seringkali dikorbankan. Itulah kubu para ahli taurat, orang farisi, dan para petinggi bangsa Israel lainnya. 

Kubu yang lain, ada Yesus dan para murid-Nya. Mereka tidak berbicara banyak. Mereka melihat ada yang sakit disembuhkan, yang lapar dikasih makan, yang lumpuh dibuat berjalan, yang buta dibuat bisa melihat lagi, bahkan yang sudah mati dihidupkan kembali. Perbuatan kasih Yesus ini acapkali terjadi pada hari sabat, hari kudus menurut hukum sehingga tidak diperbolehkan. Akan tetapi Yesus tetap melakukan demi keselamatan manusia, bukan demi tegaknya sebuah peraturan hukum. 

Perbedaan pandangan dan cara melaksanakan hukum inilah menjadi alasan orang-orang farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. 

Yesus tidak takut. Yesus menghindari perseturuan itu supaya misi penyelamatan ilahi dapat terlaksana. Saatnya belum tiba. Yesus bersama para murid-Nya mencari peluang lain, tempat dan waktu yang tepat untuk membagi Kasih. Sebab bagi Yesus, pelayanan Kasih itu tidak harus dengan cara yang menonjol dan menggemparkan, dengan cara-cara yang harus diketahui oleh semua orang. Bagi Yesus, pelayanan Kasih itu sifatnya mendidik Perlahan-lahan tetapi pasti, tersembunyi namun penuh makna. 

Kita belajar dari Yesus Sang Guru kita. Dia memberi teladan hidup sebagai seorang hamba sejati. Hamba yang menunaikan segala tugas dan pekerjaan dalam diam, dalam hening, penuh keramahan dan kelemahlembutan. Sasaran pelayanan Yesus jelas tertuju kepada mereka yang sedang membutuhkan, mereka yang menjerit minta tolong. Semuanya itu terjadi atas dorongan Roh Kudus yang membuka hatinya. Yesus sungguh memberi teladan dengan kebaikan dan kelembutan. Buluh yang patah terkulai tidak diputuskan, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak dipadamkan. Dia memberi semangat hidup baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Marilah kita memohon rahmat kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik. 

#SalamYesusYangMengasihi 

#HukumUntukManusia


Pastoran EKUKARDO 

Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU