ANAK MANUSIA ADALAH TUHAN ATAS HARI SABAT

 Kel. 11:10-12:14; Mat. 12:1-8

Renungan hari Jumat, 16-07-2021


Manusia dikatakan sebagai orang beradab karena memiliki seperangkat hukum adat dan tradisi yang terus dikembangkan dan dipertahankan dari generasi ke generasi. Di dalam hukum adat inilah termuat sejumlah peraturan yang mengatur kehidupan manusia. Meeeka harus mengikuti dan mentaatinya. Sangsi adat akan dikenakan terhadap mereka yang melanggarnya. 

Namun hari ini di dalam injil kita belajar dari perspektif lain yang diperkenalkan oleh Yesus. Menurut Tuhan Yesus, Pertama, hukum itu harus membebaskan manusia. Manusia tidak boleh jadi korban hukum itu sendiri, sebab hukum itu dibuat untuk memanusiakan manusia, bukan memperbudak. Sebagai orang beriman kristiani, yang terpenting bukan hukum itu, melainkan Pribadi Yesus (Tuhan) yang adalah penguasa atas hukum itu sendiri. Terkadang kita terlalu mendewakan hukum dan tradisi adat istiadat sampai-sampai mengabaikan Dia yang adalah Penguasa ataa hukum itu sendiri. Yesus harus menjadi Inspirator bagi kita dalam perjuangan hidup ini. Yesus berani menyelamatkan para murid-Nya yang kelaparan dengan memetik dan memakan gandum sekalipun pada hari sabat. Sebab hidup manusia jauh lebih penting daripada hukum taurat. 

Kedua, menegakkan kebaikan, kebenaran dan keadilan itu jauh lebih penting dari pada korban persembahan dan bakaran. Tuhan menghendaki belaskasihan dan kelemahlembutan, bukan kekerasan dan hukuman. Cintakasih menjadi utama dari segala-galanya. 

Dalam praktek hidup sehari-hari seringkali orang begitu kaku dengan hukum dan peraturan sampai mengabaikan nyawa manusia. Peraturan itu merusak dan menghancurkan serta membawa kematian. 

Ketika lockdown total karena pandemik covid-19 pada tahun 2020, dalam koran harian daerah NTT diberitakan bahwa seorang ibu hamil yang dirujuk dari sebuah PUSKESMAS ke RSUD di sebuah kota kabupaten, terjebak portal pembatasan. Antrian kendaraan yang begitu banyak untuk sebuah pemeriksaan administratif memakan waktu berjam-jam. Mobil yang menghantar si ibu hamil tidak diijinkan lewat demi proses pemeriksaan. Akhirnya segalanya terlambat, ibu dan anak dalam kandungan tidak dapat ditolong. Ini kisah piluh ketika sebuah produk hukum dijalankan secara kaku dan kejam. 

Marilah kita belajar dari Tuhan sang Pemilik Hukum Kasih untuk lebih manusiawi dalam melaksanakan hukum dan peraturan hidup ini. Kita memohon Roh Kudus agar memampukan kita menghayati Sabda-Nya ini dalam kehidupan kita sehari hari dengan baik dan benar. 

#SalamYesusYangMengasihi 

#YesusTuhanAtasHariSabat

Kris Sambu SVD 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU