SAAT YANG TEPAT UNTUK MEMULIAKAN TUHAN
Renungan Hari Minggu, 17 Maret 2024
Hari Minggu Prapaskah V
Yer. 31:31-34; Ibr. 5:7-9; Yoh. 12:20-33
Ada pepatah kuno yang mengatakan, "Langkah pertama adalah keberhasilan dari sebuah perjalanan." Dalam hidup ini harus ada sesuatu yang dimulai agar bisa mencapai suatu tahap tertentu yang diidamkan. Segala yang diimpikan, direncanakan dan dicita-citakan perlu langkah pertama untuk mewujudkannya. Langkah awal bisa saja mulai dari sebuah diskusi, gagasan, nasihat dan motivasi bersama. Yakinlah jika langkah-langkah ini diambil, akan ada tahap berikut untuk menuai hasilnya.
Saat ini kita sudah memasuki pekan V Prapaskah. Masa Prapaskah merupakan momentum yang tepat buat kita mengadakan ziarah rohani kita. Langkah pertama sudah kita ambil sejak kita menerima Abu Tobat (Rabu Abu). Apakah langkah-langkah selanjutnya selama pekan-pekan ini sudah kita ambil? Harapannya bahwa kita sudah bisa berlangkah cukup jauh dan sebentar lagi kita akan memanen hasilnya. Sejak Rabu Abu, sebetulnya kita sudah mulai berkomitmen untuk mempebaharui diri kita, kita mau menata hidup kita secara baru. Mungkin kita sudah berlangkah dan terjatuh lagi, kita mau bangkit lagi. Kita tidak putus asa untuk terus berlangkah, dan kita tidak boleh jatuh dalam kelumpuhan ziarah rohani kita. Jika kita bertahan sekalipun mengalami berbagai kesulitan, maka kita sesungguhnya adalah seorang katolik sejati, seorang pengikut Kristus yang siap mati seperti biji gandum agar berbuah banyak dan setia memanggul salib bersama Yesus.
Bagaimana kita menghayati iman katolik kita secara pantas di dalam kehidupan kita sehari-hari?
1. Kita menghayati cinta kasih yang diajarkan Tuhan sebagai bentuk tindakan kita MEMULIAKAN TUHAN. Ketika Yesus ditanya mengenai hukum yang utama, Ia menjawab bahwa hukum yang utama adalah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Hukum-hukum lain berada di bawah payung hukum kasih ini. Jika seorang beriman menghayati hukum kasih maka hal yang menjadi mutlak perlu adalah sikap BERKORBAN. Mengorbankan nyawa demi kasih, mengorbankan perasaan dan martabat diri, mengorbankan harta benda, waktu dan tenaga, pikiran dan lain-lain, adalah perwujudan wajah Allah yang mengasihi manusia. Yesus rela mati bagaikan biji gandum agar dapat menghasilkan buah keselamatan bagi manusia yang bertobat dari dosa-dosanya.
2. Sikap saling mengampuni adalah salah satu cara seorang beriman MEMULIAKAN TUHAN. Tuhan sejak zaman nenek moyang kita dan secara turun-temurun selalu memberikan pengampunan. Bangsa Israel dituntun dari tanah Mesir menuju Kanaan, Tanah Terjanji. Bangsa Israel sangat sering berbuat dosa dengan menyembah dewa-dewi lain. Tuhan memberikan pengampunan. Yesus mengajarkan kita untuk mengampuni bukan hanya 70 X 7 X, melainkan tidak terbatas, seperti Tuhan yang tanpa batas mengampuni kita. Hal itu ditunjuk lagi oleh Yesus di atas salib ketika Ia mengampuni penjahat yang tersalib bersama Dia, "Hari ini juga engkau akan berada bersama Aku di taman Firdaus." Maka marilah kita saling mengampuni dalam keseharian hidup kita.
3. Hendaknya kita selalu bersikap TAAT dan SETIA sebagai wujud tindakan MEMULIAKAN TUHAN. Kita taat terhadap ajaran-ajaran iman, ajaran-ajaran Gereja dan setia melaksanakannya di dalam hidup sehari-hari. Dengan itu kita meneladani sikap Yesus yang taat kepada Bapa-Nya sampai mati. Kesetiaan Yesus telah menguatkan Dia untuk memperoleh Mahkota surgawi melalui kebangkitan-Nya. Tidaklah mungkin seorang kristiani berjalan tanpa salib dalam mengikuti Yesus. Kesetiaan memikul salib adalah kesetiaan seorang beriman dalam menyalurkan berkat Tuhan bagi sesama.
Masa Prapaskah merupakan saat yang tepat bagi kita untuk merenungkan kembali cara hidup kita sebagai murid-murid Yesus. Apakah kita sudah sungguh memuliakan Tuhan melalui cara hidup kita sehari-hari: menghayati kasih dengan penuh pengorbanan, rela mengampuni sesama seperti Tuhan sudah mengampuni saya (kita), sungguh taat dan setia menjalankan perintah-perintah Tuhan dalam keseharian hidup saya (kita)?
Marilah kita memohon rahmat Roh Kudus agar menyanggupkan kita menghayati Sabda-Nya ini dengan baik. Semoga kita sekalian senantiasa dilindungi dan diberkati oleh Allah Tritunggal Mahakudus; (+) Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Salam dan berkat,
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar