SUDAH SELESAI! AKU SUDAH MEMBERIKAN KAMU MINUM

 

PERINGATAN WAFAT TUHAN

HARI JUMAT AGUNG, 07 APRIL 2023

Yes. 52:13-53;12;  Ibr. 4:14-16; 5:7-9;  Yoh. 18:1-19:42

SUDAH SELESAI! AKU SUDAH MEMBERIKAN KAMU MINUM

Misi Yesus di tengah dunia sudah selesai. Tidak mudah untuk menyelesaikan tugas perutusan itu. Pengorbanan rohani jasmani, jiwa dan raga telah terjadi. Berbagai bentuk penghinaan dan penolakan serta penganiayaan telah terjadi. Bahkan sampai wafat-Nya yang dipertontonkan seperti seorang penjahat. Mengapa semuanya itu terjadi? Jawabannya adalah karena kedurhakaan manusia (kita); karena dosa dan ketegaran hati manusia (kita); karena kejahatan dan kebejatan manusia (kita); karena manusia (kita) egois, cinta diri, nafsu serakah yang tidak terkendali, karena manusia (kita) mau menjadi Tuhan atas diri sendiri. Akhirnya Tuhan Yesus menjadi tumbal untuk semuanya itu.

Apakah dengan semuanya itu Yesus kalah?

Tidak! Yesus tidak kalah. Yesus menang. Yesus menang karena kesetiaan dan ketaatan yang total kepada kehendak Bapa yang telah mengutus-Nya. Atas dasar kesetiaan dan ketaatan inilah maka Yesus dijadikan sebagai IMAM dan KORBAN paripurna sekaligus. Dengan demikian Yesus menjadi sumber kehidupan dan keselamatan bagi semua orang. Yesus menjadi sumber AIR HIDUP yang keuar dari lambung-Nya. Inilah yang dilukiskan di dalam surat Ibrani.

Sebagaimana bagi banyak orang salib dipandang sebagai kehinaan dan aib, tidaklah demikian bagi Yesus. Bagi Yesus justru inilah jalan yang membuka kemenangan jaya menuju Bapa-Nya. Sebagaimana digambarkan oleh Penginjil Yohanes, perjalanan penderitaan salib yang dilakonkan oleh Yesus merupakan bagian penutup sebuah proses, yang sudah dimulai pada kedatangan-Nya di dunia (Yoh.3:17-19). Yesus tahu dengan sadar bahwa Ia harus menyongsong saat kematian-Nya. Dengan wafat-Nya, Yesus telah melaksanakan rencana, sebagaimana dinubuatkan di dalam Kitab Suci dan oleh kehendak Bapa-Nya. Maka dari atas salib itu Yesus berseru kepada Bapa-Nya sambil menyerahkan Roh-Nya, “Selesailah sudah.” Boleh kita lanjutkan kalimat Yesus, “Aku sudah memberi kamu minum”.

Melalui jalan salib inilah, Yesus telah diperkenalkan sebagai ‘Manusia’ dan ‘Raja’. Yesus justru sendiri menegaskan diri-Nya sebagai hakim atas dunia secara adil, ketika diri-Nya bagaikan Anak Domba yang disembelih. Di atas tiang kayu di atas bukit Golgotha, Yesus digantung, di Golgotha inilah telah berubah menjadi Firdaus baru, di mana Adam Baru menyerahkan nyawa-Nya, sebab di taman Firdaus lama dan Adam pertama telah melakukan dosa dan kejahatan. Dunia lama telah ditebus. Dunia baru bercahaya di dalam Roh dan Kebenaran, di sini Yesus menyerahkan Roh-Nya.

Yesus memberikan Roh-Nya setelah menunjuk Hawa Baru di dalam diri Bunda Maria, menjadi Bunda semua kaum beriman. Hawa pertama telah dikuasai iblis dengan segala  tipu muslihatnya; Hawa Baru telah menunjukkan kesetiaan iman untuk menyertai puteranya sampai di kaki salib. Atas kesetiaan inilah, Tuhan telah menjadikan dia (Maria – Hawa Baru) menjadi Bunda Gereja, Bunda orang beriman yang tersimbol di dalam diri rasul yang dikasihi Yesus (Yohanes).

Dari dalam lambung kudus Yesus telah mengalirlah air dan darah yang menyucikan dan mengembalikan kesucian diri manusia berdosa; dan Roh-Nya telah meneguhkan hasil Paskah baru (1Yoh.5:7). Air dan Darah yang mengalir dari Lambung-Nya yang kudus adalah sumber Air Hidup yang diberi oleh Yesus sendiri bagi kita. Barang siapa minum dari Air ini tidak akan haus lagi.  Dalam kebangkitan Yesus, setan telah dipukul mundur dan dibuang keluar. Firdaus baru telah terbuka lagi bagi manusia bertobat, seperti dikatakan penjahat tersalib itu, “Yesus, Ingatlah aku bila Engkau memasuki kerajaan-Mu!” Bagi Yesus tidak ada yang mustahil, sehingga sekalipun sudah pada masa injuri time bagi penjahat yang bertobat itu Yesus memberikan jaminan, “Sungguh, Hari ini engkau akan bersama-Ku di Firdaus.”

 

Pada permenungan kita hari ini kiranya kita belajar:

1.     Kesetiaan dan ketaatan Yesus telah menghasil buah keselamatan bagi dunia (manusia) yang bertobat. Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan setia dan patuh akan memberikan hasil yang menggembirakan. Buah iman kita akan memberikan kita jaminan keselamatan di akhirat nanti.

2.      Karena iman seringkali mendatangkan tantangan dan cobaan. Bertekunlah sampai selesai. Di ujung perjalanan dan perjuangan itulah hasil akan dipetik, bukan pada pertengahan perjalanan.

3.     Kesetiaan dan ketaatan iman yang tulus dapat mengubah wajah dunia. Bunda Maria telah melakukan itu. Wajah bumi yang kotor dan najis oleh ulah Hawa di taman Eden, telah diubah menjadi sebuah taman sukacita yang menyelamatkan Bunda Maria menjadi Bunda kaum beriman.

4.     Tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Penjahat di salib telah mengajarkan kita untuk jangan takut ditolak oleh Tuhan sekalipun besar dosa kita. Bertobatlah setiap saat, sebab keselamatan selalu terjadi pada waktu yang tepat. “Sungguh, hari ini juga engkau akan ada bersama-Ku di Firdaus.”

5.     Buah pengabdian mendatangkan rahmat bagi sesama. Setiap pengorbanan dan pemberian diri, hati, harta, waktu dan tenaga yang tulus akan mendatangkan rhmat kebahagiaan bagi sesame dan dunia semesta. Itulah makna “Berilah aku minum”. Setelah kita diselamatkan, kita siap sedia diutus untuk memberi minum bagi sesama.

 

Marilah kita membangkitkan semangat iman yang tulus dan pengharapan yang tidak berujung, dan cinta kasih yang tidak pernah padam, menjadi oase yang menyejukkan setiap orang yang berkata, “Berilah Aku minum!”

Amin.

Salam dan berkat,

Pastor Paroki EKUKARDO,

P. Kris Sambu, SVD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INILAH TUBUH-KU, INILAH DARAH-KU

TERANG YANG BENAR MENGHALAU KEGELAPAN DOSA

BETAPA DAHSYATNYA DOA ITU