“….. PULANGLAH MEREKA KE NEGERINYA MELALUI JALAN LAIN”(Mat. 2:2)
“….. PULANGLAH MEREKA KE NEGERINYA MELALUI
JALAN LAIN”(Mat. 2:2)
Renungan
Hari Raya Natal, 25 Desember 2022
Yes.
52:7-10; Ibr. 1:1-6; Yoh. 1:1-18
N
……………
“…..Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” (Mt.2:12), merupakan tema Natal kita pada
tahun 2022, yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Pemilihan tema ini berangkat dari keprihatinan dan kepedulian bersama terhadap
realitas hidup selama tahun 2022 ini, di mana berbagai kondisi sulit yang
terjadi di tanah air kita, antara lain, adalah sisa-sisa bencana pandemi
covid-19 yang masihdirasakan oleh banyak masyarakat dan umat. Selain pandemi covid-19, negeri kita masih
ditimpa berbagai bencana alam yang tidak sedikit menelan korban nyawa dan
materi: letusan gunung api Bromo, gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat; Sementara
itu tidak sedikit pula terjadi pelbagai jenis kejahatan yang silih berganti di
beberapa daerah negeri ini. Di tengah situasi yang memprihatinkan itu bangsa
kita terus berjuang untuk bangkit dari keterpurukan dan Bersama-sama untuk memperbaikinya.
Semboyan, “Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat”: mendorong kita secara
Bersama-sama membangun Kembali kehidupan dari keterpurukan dalam berbagai
bidang akibat covid-19 dan bencana lainnya; membangun peradaban kasih di tengah
menguatnya Tindakan kekerasan; merajut kerukunan di tengah merebaknya
intoleransi; mempopulerkan budaya jujur di tengah mengguritanya tindak
kejahatan korupsi; menggemakan pertobatan ekologis di tengah maraknya kerusakan
lingkungan hidup, dan mengembangkan hidup berpolitik yang beretika menjelang
pesta demokrasi tahun 2024 (Pesan Natal KWI & PGI tahun 2022).
Berjalan Bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh karenanya
semangat itu perlu ditopang dengan sikap saling memahami, menerima,
mendengarkan, dan menghargai kawan seperjalan yaitu warga bangsa/umat kita.
Kita lenyapkan berbagai pikiran negative dan prasangka buruk. Kita kembangkan
budaya hidup damai dan bersaudara.
N …………
Ketika
kita merayakan Kelahiran Yesus di kandang Betlehem di malam yang gelap gulita
menandai masuknya Sang Sabda Allah yang menjelma menjadi manusia dan membawa
terang yang menghalau kegelapan dosa manusia itu.
Prolog
Injil Yohanes yang baru saja diperdengarkan bagi kita, merupakan sebuah
proklamasi, sebuah pewartaan dimulainya karya penyelamatan terhadap dunia. Dia
datang sebagai terang/cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan
menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan (bdk. Ibr.1:3).
Sebab dengan kelahiran Sang Sabda itu, kemanusiaan kita disucikan, martabat
kita ditinggikan oleh kehadiran-Nya. Dengan demikian Yesus menjadi saudara bagi
semua orang tanpa dibatasi oleh sekat-sekat dan perbedaan-perbedaan: suku,
agama, ras, bahasa dan alirannya. Sehingga di dalam Yesus, seluruh umat
manusia adalah saudara satu sama lain. Oleh sebab itu kata-kata penulis surat kepada umat Ibrani mencatat bahwa dengan
itu kita dijadikan sebagai anak-anak Allah, sebagaimana Yesus Kristus yang
adalah Anak Allah menjadi ahliwarisnya. Kita bukan lagi hamba, melainkan turut
mengambil bagian dalam ahlis waris sebagai anak Allah. “Anak-Ku Engkau!
Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” dan “Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia
akan menjadi Anak-Ku” (Ibr. 1:5).
N
………..
Natal
adalah Peristiwa inkarnasi (Allah menjelma menjadi manusia) yang menjadi bukti
paling valid dan jelas tentang solidaritas Allah terhadap manusia. Maka, dalam
semangat Natal itu kita diajak untuk membangun kehidupan Bersama yang dilandasi
semangat kasih dan solidaritas. Yesus, Sang Sabda itu datang dan tinggal di
tengah-tengah kita, telah memutuskan mata rantai egoisme, kekerasan, dan
permusuhan. Segala bentuk penghalang bagi kita untuk membangun kebersamaan dan
persaudaraan sejati sudah dihancurkan-Nya. Itulah cara hidup baru yang diterima
berkat Natal. Natal yang mengajak kita untuk mulai Kembali melalui jalan hidup
baru, jalan lain yang sesuai dengan petunjuk dan tuntunan TERANG Sang Sabda. “…..pulanglah
mereka ke negerinya melalui jalan lain”(Mat.2:12).
N
……………
Jika
hidup kita sudah diliputi dengan suasana persaudaraan yang sejati, maka
terpenuhilah nubuat Yesaya bahwa kita menjadi pembawa berita sukacita
damai, kabar baik bagi semua orang. “Betapa indahnya kelihatan dari puncak
bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang menggambarkan berita damai dan
memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata: ‘Allahmu
itu Raja’”( Yes. 52:7). Maka pantaslah kita bersorak-sorai dan merayakannya
dengan sukacita. Sukacita itu semakin berlimpah-limpah dan bertambah-tambah
karena kita merayakannya dalam suasana persaudaraan dan solidaritas yang tulus
ikhlas.
N
………..
Dalam
kegelapan malam di Betlehem, terbitlah TERANG PENGHARAPAN baru yang
menghalau kegelapan dosa dan kebutaan manusia tak beriman (Yoh. 1:5).
Marilah
kita senantiasa memohon rahmat Roh Kudus, agar peristiwa Natal menggerakkan dan
memampukan kita untuk meninggalkan jalan lama: egoisme, kemalasan, sikap acuh
tak acuh, kejahatan sosial dalam perjudian, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
pencurian, suka menyebarkan isu-isu palsu dan berita bohong (hoaks), sikap iri
hati dan cemburu sosial, dan sebagainya. Semangat Natal mendorong kita untuk mengambil
jalan lain, jalan baru yang diterangi Sang Sabda: terus membangun semangat
solidaritas dan persaudaraan dalam Kristus di tengah keluarga, komunitas, KBG,
wilayah dan paroki kita. Dari tengah keluarga, Komunitas, KBG, Wilayah dan
paroki itulah kita diutus menjadi pembawa terang bagi Gereja Keuskupan kita dan
Gereja universal serta dunia. Sinode universal yang dicetuskan Paus Fransiskus
dengan mengusung tema: “Gereja sinodal: Persekutuan, Partisipasi dan
Perutusan” kiranya itu terus dan tetap menjiwai kita dalam hari-hari
hidup kita selanjutnya. Dalam persekutuan persaudaraan, kita
berpartisipasi/mengambil bagian dalam karya Perutusan Gereja yang merupakan
perutusan Kristus sendiri. Maka dengan demikian wajah bumi kita yang berselisih
dan penuh percekcokan diubah menjadi bumi yang damai, rukun dan penuh cinta
kasih persaudaraan.
Selamat
Natal!
Pastor Paroki EKUKARDO,
P. Kris Sambu, SVD
Komentar
Posting Komentar